Oleh : Nidia Zuraya, Jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Candi Borobudur tiba-tiba menjadi trending topic. Penyebabnya adalah omongan yang dilontarkan oleh Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Luhut, pemerintah akan membatasi pengunjung Candi Borobudur dan menerapkan tarif baru untuk tiket masuk Borobudur bagi turis asing maupun wisatawan lokal. Tak tanggung-tanggung, turis lokal nantinya diharuskan membayar tiket masuk Borobudur Rp 750.000 untuk setiap pengunjung.
Sementara untuk wisatawan asing bakal dikenakan tiket masuk Borobudur 100 dolar AS atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 1.443.300 (kurs Rp 14.433 per dolar AS) atau hampir dua kali lipat dari harga tiket masuk Candi borobudur untuk turis lokal. Khusus untuk pelajar, pemerintah membandrol biaya tiket masuk ke Candi Borobudur 5.000 rupiah saja.
Luhut beralasan, penetapan harga tiket masuk Candi borobudur sebesar Rp 750.000 perlu dilakukan untuk membatasi jumlah kunjungan. Pemerintah menargetkan, dengan tiket masuk Borobudur yang baru, jumlah kunjungan wisatawan ke candi Budha itu 1.200 orang per hari.
Selain untuk membatasi jumlah kunjungan wisatawan, menurut Luhut, kenaikan harga tiket masuk dilakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara. Selain tiket masuk Borobudur yang dinaikkan, semua wisatawan yang masuk ke Candi Borobudur juga diwajibkan menggunakan jasa pemandu dari warga lokal.
Candi Borobudur merupakan tempat wisata yang kini berada di bawah pengelolaan BUMN pariwisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero). Saat ini, perusahaan pelat merah tersebut menetapkan tiket masuk ke Candi Borobudur berdasarkan beberapa kategori dengan jam buka dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 setiap harinya.
Tiket masuk Borobudur bagi wisatawan lokal dipatok sebesar Rp 50.000 untuk usia di atas 10 tahun. Lalu untuk anak usia 3-10 dikenakan tarif masuk Rp 25.000, dan anak di bawah 3 tahun tidak dikenakan biaya.
BUMN pariwisata ini juga menetapkan harga tiket khusus sebesar Rp 25.000 per orang yang berlaku untuk rombongan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan tiket masuk untuk wisatawan asing dewasa dipatok sebesar Rp 350.000 dan untuk turis asing anak-anak Rp 210.000.
Sejak awal 2021 pemerintah telah menetapkan Candi Borobudur sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas Indonesia. Empat destinasi pariwisata super prioritas lainnya yakni, Mandalika, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Likupang.
Lima destinasi pariwisata super prioritas ini berpotensi jadi Bali baru. Selama ini di mata wisatawan dunia, pariwisata Indonesia identik dengan Bali. Bahkan keindahan Bali sebagai destinasi wisata juga dibahas dalam drama korea berjudul Again My Life yang baru-baru ini tayang.
Dengan penetapan destinasi pariwisata super prioritas, pemerintah ingin menjadikan Candi Borobudur dan empat destinasi lainnya seterkenal Bali di mancanegara. Dengan menaikkan tarif tiket masuk berkali-kali lipat apakah bisa menjamin Candi Borobudur bakal seterkenal Bali di mancanegara?
Bandingkan dengan tarif tiket masuk ke Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja. Seperti Borobudur, Angkor Wat juga merupakan destinasi wisata budaya berupa candi. Semula Angkor Wat merupakan candi umat Hindu, namun menjelang akhir abad ke-12, sedikit demi sedikit Angkor Wat diubah dari sebuah pusat peribadatan agama Hindu menjadi pusat peribadatan agama Budha.
Angkor Wat diakui oleh UNESO dan masuk sebagai Warisan Budaya Dunia di tahun 1992. Sementara Borobudur lebih dulu diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, yakni pada tahun 1991. Namun, sebagai destinasi wisata nama Angkor Wat lebih mendunia dibandingkan Borobudur.
Saat ini pengelola Angkor Wat memberlakukan dua jenis harga untuk tiga tipe kartu masuk bagi turis asing. Untuk 1 day pass (berlaku untuk 2 hari), jika membeli tiket langsung di loket, pengunjung akan dikenaikan biaya 37 dolar AS jika dirupiahkan setara dengan Rp 534.021. Sedangkan jika membelinya secara online dikenakan biaya lebih mahal yakni 59,89 dolar AS.
Untuk 3 day pass (berlaku untuk 5 hari), harga pembelian langsung di loket sebesar 62 dolar AS dan 91,35 dolar AS untuk pembelian secara online. Untuk 7 day pass (berlaku untuk 10 hari) harga pembelian langsung di loket sebesar 72 dolar AS dan 103,85 dolar AS untuk pembelian secara online.
Dibandingkan dengan tiket masuk ke Angkor Wat, tarif baru masuk ke Candi Borobudur yang bakal diberlakukan pemerintah terbilang mahal. Apakah tarif yang mahal ini akan sebanding dengan kepuasan yang akan diperoleh para wisatawan yang berkunjung ke Candi Borbudur nantinya?
Dengan tarif tiket masuk yang mahal ini pastinya tujuan pemerintah untuk membatasi jumlah pengunjung bisa dengan mudah tercapai. Bahkan jumlahnya bisa jauh di bawah target pemerintah sebanyak 1.200 orang per hari.
Di tengah himpitan inflasi (kenaikan, red) harga-harga bahan pangan dan energi, tentunya harga tiket sebesar Rp 750.000 tentunya sangat mahal bagi sebagian besar wisatawan lokal. Terlebih lagi selama ini situs-situs budaya seperti candi dikenal sebagai tempat wisata yang murah meriah, dan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Jika pemerintah ingin menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata yang eksklusif mungkin akan mudah tercapai. Tapi, jika ingin menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata favorit dunia seperti Angkor Wat, saya kok tak yakin tujuan tersebut bisa tercapai dengan cepat.
Karena bagaimanapun, wisatawan lokal memiliki peran cukup penting dalam mempromosikan (secara gratis) keindahan tempat-tempat wisata di Indonesia, termasuk juga Candi Borobudur.