REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - - Sejumlah menteri kabinet mengapresiasi Teori Geopolitik Soekarno yang menjadi substansi disertasi Hasto Kristiyanto yang dipertahankan dihadapan sidang terbuka Universitas Pertahanan (Unhan), di Sentul, Bogor, Senin (6/6/2022).
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan dirinya menilai substansi disertasi Hasto sangatlah luar biasa, mendalam, dan menunjukkan pemahaman yang lengkap tentang geopolitik.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi masukan bagi para pengambil keputusan untuk geopolitik ke depan bangsa ini," kata Pramono Anung.
"Saya memberikan ucapan selamat kepada Doktor Hasto Kristiyanto," kata Pramono Anung yang kerap disebut sebagai Sekjen Senior di kalangan PDI Perjuangan itu.
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, menilai bahwa disertasi Hasto adalah salah satu disertasi yang paling top yang pernah dia temui. Baik metode, substansi teori, dan hal lain-lain yang terkait.
"Dan saya kira teorinya bisa menjadi applicable, bisa diterapkan," kata Yasonna.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan dirinya menilai Hasto Kristiyanto sebagai sosok yang luar biasa. Karya disertasinya menunjukkan Hasto memahami Bung Karno dengan baik, pemikiran maupun mimpi-mimpi Bung Karno.
"Luar biasa," kata Risma.
Baginya, rakyat Indonesia memang sebaiknya mewujudkan refleksi yang disampaikan Hasto lewat disertasinya mengenai teori geopolitik Soekarno itu. Bahwa rakyat Indonesia harus mulai melihat keluar (outward looking), dan tidak hanya berkonflik di dalam diri sendiri.
"Saya pikir memang ya kita harus mulai. Karena kalau enggak, kita akan menjadi terpecah belah ya. Kalau kita punya komitmen yang sama, saya yakin seluruh bangsa ini, untuk bisa kita akan jadi bangsa yang sangat besar," kata Risma.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai Hasto telah menghasilkan karya yang begitu luar biasa.
"Disertasi Mas Hasto memang pantas untuk kita pelajari dan harus jadi outline daripada kemajuan bangsa Indonesia," tegas Budi Karya.
Para menteri hadir dan menyaksikan langsung saat Hasto mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji di Unhan, yang salah satunya adalah Presiden RI Kelima dan putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri.