REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejak keyboard emoji ditambahkan ke iPHone pada tahun 2011, emoji telah menjadi cara komunikasi yang sangat populer. Ada beragam ikon animasi yang ditampilkan. Lewat emoji, pengguna menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri.
Sayangnya, masih banyak orang yang salah menggunakan emoji. Menurut studi yang dilakukan oleh TextAnywhere, enam dari sepuluh orang di Inggris salah menggunakan emoji “slightly-smiling.” Sebagian besar mereka menggunakan emoji itu untuk mengekspresikan kebahagiaan atau senyum tulus.
Namun, “slightly-smiling” merupakan tanda pasif agresif atau marah ketika dipahami oleh Gen Z dan Milenial. Emoji lain, “upside-down smiley” juga banyak disalahgunakan. Alih-alih mengekspresikan kebahagiaan, emoji itu seharusnya menyampaikan sarkasme, ironi, kecanggungan, atau frustasi.
Kemudian ada emoji “information desk person” yang menunjukkan seorang wanita mengangkat tangannya. Emoji itu seharusnya menunjukkan seseorang yang dapat membantu pertanyaan orang. Namun, itu kerap digunakan untuk menyampaikan kelancangan.
Kepala Pemasaran di TextAnywhere Emjay Lofts mengatakan emoji telah menjadi cara populer untuk mengekspresikan isyarat non-verbal seperti nada suara dan suasana hati. Sekarang banyak percakapan tatap muka yang digantikan oleh pesan. Dalam hal ini, emoji membawa banyak peran untuk membantu orang berkomunikasi.
“Seringkali, emoji dapat menggantikan kata-kata sehingga penting bagi kami untuk memahami penuh makna dan memastikan pesan dapat tersampaikan dengan benar,” kata Lofts, dikutip Daily Star, Selasa (7/6/2022).
Sebenarnya, selain emoji yang disebutkan di atas, masih banyak emoji lain yang disalahgunakan. Misal, emoji “OK.” Jadi, sebelum Anda mengirim pesan dengan simbol emoji ke orang yang lebih muda, lakukan pencarian dulu di Google untuk memastikan penggunaan emoji yang tepat.