Selasa 07 Jun 2022 22:52 WIB

Zoonosis Jadi akan Permasalahan Pandemi di Dunia

Zoonosis merupakan menularnya penyakit dari hewan kepada manusia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam agenda pertemuan Menteri Kesehatan se-ASEAN di Bali pada 15 Mei 2022 menyebut zoonosis sebagai akar dari permasalahan pandemi di dunia. Menurut dia, komitmen seluruh negara dalam memerangi ancaman kematian manusia akibat virus pada hewan melalu pendekatan One Health untuk harmonisasi hubungan manusia, hewan dan lingkungan.

Budi selaku pimpinan Menteri se-Asean periode 2020-2022 menegaskan komitmen Indonesia untuk mempromosikan pendekatan One Health dalam kerja sama ASEAN dan China di bidang kesehatan. Kerja sama ASEAN-China di bidang kesehatan telah dimulai sejak 2003.

Baca Juga

Tonggak dalam hubungan tersebut kemudian dilembagakan oleh China pada 2006 untuk memperkuat komitmen kerja sama kesehatan ASEAN-China. Mengingat sejarah kerja sama kedua negara dan mengambil pelajaran dari wabah zoonosis sebelumnya, Budi percaya bahwa Indonesia-China sebagai bagian dari anggota G-20 bisa memperkuat kapasitas deteksi dan mitigasi.

Upaya intervensi yang disepakati, di antaranya memperkuat kapasitas dan kapabilitas hingga ke daerah dengan mengoptimalkan platform berbagi informasi yang ada di ASEAN. Misalnya, Jaringan Pusat Operasi Darurat ASEAN, dikombinasikan dengan komitmen untuk berbagi data Whole Genome Sequencing (WGS) secara terbuka melalui platform GISAID.

"Optimalisasi harus melibatkan data besar, kecerdasan buatan dan internet untuk memungkinkan pengawasan global terintegrasi secara real time terhadap penyakit manusia, hewan dan tumbuhan," katanya.

Selain itu, Budi mendorong ASEAN-China untuk mengembangkan pusat dan jaringan penelitian regional. Seperti yang telah dipelajari selama pandemi COVID-19, kata Budi, data genom global yang dipelajari oleh para peneliti telah memungkinkan penemuan dan pengembangan vaksin yang cepat serta menyelamatkan nyawa manusia.

Budi mengatakan pendekatan One Health juga perlu didukung kemampuan manufaktur farmasi lokal untuk tindakan pencegahan medis dengan memanfaatkan keahlian dan pengetahuan China. Hal penting lainnya adalah tindakan mengamankan pasokan vaksin, terapi dan alat diagnostik yang memadai.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement