REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pejabat Eropa menyetujui undang-undang Uni Eropa (UE) yang diusulkan untuk memberlakukan pengisi daya standar untuk smartphone, tablet, dan laptop pada Selasa (7/6/2022). Namun, keputusan tersebut merupakan pukulan bagi Apple.
Anggota UE dan Parlemen Eropa percaya kabel standar untuk semua perangkat akan mengurangi limbah elektronik. Akan tetapi, Apple berpendapat pengisi daya satu ukuran untuk semua perangkat akan memperlambat inovasi dan menciptakan lebih banyak polusi.
Untuk sebagian besar perangkat portabel, persyaratan untuk mengisi daya melalui port USB Type-C akan mulai berlaku mulai akhir 2024. Sementara untuk laptop akan diberikan waktu lebih. Aturan USB-C juga akan berlaku untuk kamera digital, headphone, headset, speaker portabel, dan E-reader.
Anggota parlemen menyetujui pengisi daya bersama berdasarkan proposal yang dibuat oleh eksekutif UE, Komisi Eropa pada September, tetapi muncul lebih dari satu dekade setelah Parlemen Eropa pertama kali mendorongnya. Keputusan tersebut akan secara resmi diratifikasi oleh Parlemen Eropa dan di antara anggota UE akhir tahun ini sebelum mulai diberlakukan.
“Ini adalah aturan yang akan berlaku untuk semua orang. Jika Apple atau siapa pun yang ingin memasarkan produk mereka di pasar internal kami, mereka harus mematuhi aturan kami dan perangkat mereka harus USB-C,” kata Alex Agius Saliba yang memimpin negosiasi untuk Parlemen Eropa.
Apple yang sudah menggunakan konektor USB-C di beberapa iPad dan komputer laptopnya menekankan bahwa undang-undang apa pun untuk memaksa pengisi daya universal tidak beralasan. “Usulan itu sangat tidak proporsional," kata Apple dalam tanggapannya kepada komisi ketika undang-undang itu sedang disusun.
Menurut Apple dengan memaksa standar pengisi daya akan menghambat inovasi dan mengurangi pilihan konsumen Eropa dengan menghapus model lama yang lebih terjangkau. Saat ini, konsumen harus memutuskan antara ponsel yang dilayani oleh tiga pengisi daya utama. Yakni, Lightning untuk handset Apple, micro-USB yang banyak digunakan di sebagian besar ponsel lain, dan USB-C.
Dikutip Techxplore, Rabu (8/6/2022), kisaran itu sudah sangat disederhanakan dari 2009, ketika lusinan jenis pengisi daya yang berbeda dibundel dengan ponsel, menciptakan tumpukan sampah elektronik saat pengguna berganti merek. Dalam membuat proposal tahun lalu, UE mengatakan situasi saat ini tetap boros dan konsumen Eropa menghabiskan sekitar 2,4 miliar Euro per tahun untuk pengisi daya mandiri yang mereka beli secara terpisah.