REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengembang Google Cloud Emma Haruka Iwao berhasil menghitung pi hingga 100 triliun digit menggunakan platform cloud perusahaan. Dilansir dari techradar pada Selasa (14/6/2022), matematikawan telah memecahkan perhitungan pi hingga batasnya sejak Mesir Kuno, Yunani dan Babel. Pi adalah sebuah konstanta matematika yang membandingkan keliling lingkaran dengan diameternya.
"Penghitungan besar-besaran menunjukkan bagaimana infrastruktur fleksibel Google Cloud memungkinkan tim di seluruh dunia mendorong batas eksperimen ilmiah," kata Google Cloud.
Meskipun perhitungan terkait pi muncul dalam segala hal mulai dari teori relativitas hingga masalah teknik dan pemetaan GPS, jenis perhitungan ekstrem ini umumnya digunakan sebagai alat pembandingan oleh ilmuwan komputer untuk membuktikan dan menilai kekuatan perangkat keras mereka.
Google Cloud mengatakan menggunakan layanan Compute Engine yang tersedia secara umum untuk membuat perhitungan catatan. Raksasa teknologi itu mengaitkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan upaya terakhirnya pada tahun 2019 untuk meningkatkan jaringan dan penyimpanan.
"Proyek ini mampu mencapai bandwidth egress 100 Gbps, peningkatan besar pada egress 16 Gbps yang tersedia ketika mereka melakukan perhitungan 31,4 triliun digit pada tahun 2019," kata dia.
Proyek ini menggunakan driver jaringan baru Google Virtual NIC (gVNIC), yang terintegrasi dengan tumpukan jaringan virtual Andromeda Google. Google juga mengaitkan keberhasilan proyek sebagian besar dengan penyimpanan yang ditingkatkan.
"Set data tidak sesuai dengan memori utama, kecepatan sistem penyimpanan adalah hambatan perhitungan," kata dia.
Untuk pekerjaan ini, mereka memutuskan untuk menggunakan Balanced Persistent Disc, jenis baru dari persistent disk yang menurut Google menawarkan hingga 1.200 MB/s baca dan tulis secara keseluruhan dan 15-80k IOPS.