Kamis 16 Jun 2022 09:13 WIB

Kemendikbudristek: Festival Musik Tradisi Dongkrak Jati Diri Bangsa

FMTI merupakan salah satu upaya Kemendikbudristek dalam memajukan kebudayaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengadakan Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) Tidore Marasante yang berlangsung di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Kegiatan tersebut menjadi ajang penguatan jati diri bangsa. 

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid meyakini kegiatan ini mampu membangkitkan kesadaran terhadap jati diri bangsa. Ia berharap generasi muda makin mencintai musik tradisi. "Tujuan FMTI antara lain membangun ekosistem musik tradisi dengan cara mengenalkan kembali dan membangun kesadaran terhadap kebanggaan dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kekayaan budaya," kata Hilmar dalam keterangan pers pada Kamis (16/6/2022). 

Baca Juga

Hilmar menyampaikan FMTI merupakan salah satu upaya Kemendikbudristek dalam memajukan kebudayaan sesuai amanat Undang-undang. Menurutnya, upaya ini perlu dilakukan untuk melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktek kebudayaan di Tanah Air.

"FMTI bukan hanya sebuah event. Dalam penyelenggaraannya, ada proses panjang penggalian potensi komunitas seni dan budaya dan ada pendampingan yang tetap memegang prinsip Merdeka Berbudaya," ujar Hilmar.

Rencananya, FMTI di Tidore akan diadakan lagi di kemudian hari dengan tujuan memperkuat dan memajukan ekosistem kebudayaan lokal. Sehingga mampu mengonsolidasi generasi muda sebagai pilar utama pelestarian musik tradisi. 

Diketahui, Marasante dalam bahasa Tidore dapat diartikan keberanian tanpa pamrih. Sifat itulah yang merupakan diksi filosofis menjelaskan visi dalam usaha dan cita-cita bersama untuk pelestarian musik tradisi lokal. FMTI Marasante 2022 diselenggarakan sekaligus mendukung dan menyambut tibanya para laskar Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) di Tidore.

"Marasante biasa dinyanyikan dalam syair kesenian lokal untuk memaparkan cita-cita dan perjalanan peradaban Tidore," ucap Hilmar. 

Hal itu bisa dicermati dari penggalan syair lagu “Jang foloi Marasante, gam jang se kie macahaya lape salina”. Jika diterjemahkan, artinya: Marasante bagus sekali, negeri dan gunung indah berlapis cahaya.

"Makna dari lagu-lagu Marasante memiliki makna peristiwa dan kesadaran spiritual masyarakat Tidore terhadap makrokosmor yang berhubungan antara alam dan kehidupan sosialnya," ucap Hilmar. 

Dalam FMTI Marasante 2022, Faisal Tan menjadi komposer dari kolaborasi lima lagu instrumental yang ditampilkan dengan memadukan alat musik tradisional yaitu rabubu, filok, tifa, seruling.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement