Kamis 16 Jun 2022 12:53 WIB

Benarkan Teleskop China Menerima Sinyal dari Alien?

Bukan pertama kalinya ilmuwan menemukan sinyal-sinyal aneh.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Teleskop radio terbesar milik China atau FAST.
Foto: china daily
Teleskop radio terbesar milik China atau FAST.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengklaim bahwa teleskop “Sky Eye” yang sangat besar mungkin telah mengambil sinyal jejak dari peradaban alien yang jauh. Hal ini berdasarkan laporan yang baru-baru ini diposting dan kemudian dihapus oleh para ilmuwan China. Kabar ini sempat ramai diperbincangkan di jejaring Weibo.

Para astronom di Beijing Normal University telah menemukan “beberapa kasus kemungkinan jejak teknologi dan peradaban luar angkasa dari luar Bumi.” Laporan ini diterbitkan Selasa (14/6/2022) di Science and Technology Daily, surat kabar resmi Kementerian Sains dan Teknologi China.

Baca Juga

Sinyal tersebut ditangkap oleh Aperture Spherical radio Telescope (FAST) 500 meter milik China, yang dijuluki “Mata Langit,” yang merupakan teleskop radio terbesar di dunia. Sky Eye mulai bekerja memindai luar angkasa untuk mencari sinyal radio yang dapat mengindikasikan kehidupan di luar bumi pada 2019. Dengan menyaring data itu pada 2020, para peneliti mengatakan mereka melihat dua pita sempit yang mencurigakan, sinyal radio yang berpotensi buatan.

Kemudian, pada 2022, survei yang ditargetkan terhadap exoplanet yang diketahui menemukan sinyal radio pita sempit aneh lainnya, sehingga jumlahnya menjadi tiga. Karena sinyalnya adalah gelombang radio pita sempit yang biasanya hanya digunakan oleh pesawat dan satelit manusia, sinyal tersebut bisa saja dihasilkan oleh teknologi alien. Namun, para ilmuwan mengatakan temuan mereka masih awal dan harus diambil dengan hati-hati sampai analisis selesai.

“Ini adalah beberapa sinyal elektromagnetik pita sempit yang berbeda dari masa lalu, dan tim saat ini sedang mengerjakan penyelidikan lebih lanjut,” kata Zhang Tongjie, kepala ilmuwan di China Extraterrestrial Civilization Research Group di Beijing Normal University, kepada Science and Technology Daily, dilansir dari Live Science, Kamis (16/6/2022).

“Kemungkinan sinyal yang mencurigakan adalah semacam gangguan radio juga sangat tinggi, dan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut dan dikesampingkan. Ini mungkin proses yang panjang.”

Setelah publikasinya, laporan itu dengan cepat mulai beredar di jaringan media sosial China Weibo dan diambil oleh sejumlah outlet milik pemerintah lainnya. Alasan di balik penghapusannya yang tiba-tiba tidak jelas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement