REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thuban adalah bintang redup yang memiliki tempat unik di hati para astronom. Sekitar 5.000 tahun lalu, bintang redup di konstelasi Draco the Dragon itu adalah bintang kutub. Saat itu sekira orang Mesir membangun piramida Giza.
Bicara soal Piramida Giza, banyak hal yang masih menjadi misteri tentang peninggalan Mesir kuno itu. Salah satunya yakni apa yang disebut "poros udara" di Piramida Agung Giza. Ketika piramida sedang dibangun, lorong-lorong kecil ini dianggap digunakan untuk ventilasi.
Namun, pada 1960-an poros udara ditemukan sejajar dengan bintang atau bagian langit seperti yang terlihat oleh arsitek piramida 5.000 tahun yang lalu. Meskipun bintang itu tidak akan pernah terlihat bintang melalui salah satu "poros udara" karena adanya jalur zig-zag melalui Piramida Besar.
Bintang kutub masa lalu dan masa depan
Thuban disebut bintang kutub karena hampir menentukan posisi kutub utara langit pada tahun 2787 SM. Sementara itu, Polaris yang kini dikenal sebagai bintang utara dulunya merupakan bintang biasa yang dikenal sebagai Phoenice. Polaris tidak dapat menandingi akurasi Thuban ketika ia sejajar dengan kutub langit utara pada 24 Maret 2100.
Di masa depan sekitar 4000 M, Errai akan menjadi bintang kutub utara, dan sekitar 7500 M, Alderamin akan menjadi bintang kutub.
Mengapa identitas bintang kutub terus berubah?
Setiap 41.000 tahun, kemiringan sumbu bumi berayun dari sekitar 22 derajat menjadi 24 derajat dari tegak lurus terhadap bidang orbit kita mengelilingi matahari. Namun, sumbu Bumi menunjukkan ke arah bintang kutub yang berbeda selama periode 26.000 tahun, menelusuri lingkaran santai di langit. Akhirnya, bintang manapun yang berada di atau dekat lingkaran itu akan menjadi bintang kutub.