Sabtu 18 Jun 2022 10:15 WIB

Protein Whey Bisa Bantu Kelola Gula Darah? Ini Penjelasan Medis

Protein whey kini kian banyak dikonsumsi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Protein whey kini kian banyak dikonsumsi (Foto: ilustrasi)
Foto: Flickr
Protein whey kini kian banyak dikonsumsi (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman protein whey ternyata dapat membantu mengelola kadar gula darah. Manfaat ini bisa didapatkan bila satu porsi protein whey diminum sesaat sebelum makan besar.

Kaitan antara protein whey dengan kontrol gula darah ini diungkapkan melalui sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam BMJ Open Diabetes Research & Care. Studi ini melibatkan 18 orang partisipan yang mengidap diabetes tipe 2.

Baca Juga

Masing-masing partisipan diminta untuk meminum minuman protein whey berukuran 100 ml, 10 menit sebelum makan besar, selama sepekan. Dalam satu porsi minuman ini terdapat 15 gram protein whey.

Setelah sepekan berlalu, dua pekan berikutnya para partisipan diminta untuk menyantap makan besar tanpa minum protein whey sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data kontrol.

Selama studi berlangsung, para partisipan tetap mengonsumsi obat diabetes seperti biasa. Tim peneliti juga menyematkan alat CGM pada bagian bawah perut partisipan untuk memantau gula darah para partisipan setiap lima menit.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minum protein whey sebelum makan besar dapat menekan lonjakan kadar gula darah para partisipan setelah makan besar. Selain itu, konsumsi protein whey sebelum makan tampak membantu partisipan untuk memiliki kadar gula darah yang lebih seimbang dan sehat.

Meminum satu sajian protein whey ini juga dapat membantu menurunkan kadar gula darah sehari-hari para partisipan tanpa meningkatkan risiko hipoglikemia. Hipoglikemia merupakan kondisi di mana kadar gula darah berada di bawah normal atau rendah.

Tak hanya itu, konsumsi protein whey tampak membantu para partisipan untuk berada dalam kondisi euglikemia dua jam lebih lama. Euglikemia merupakan kondisi di mana kadar gula darah berada pada level yang sehat.

"Dua jam merupakan waktu yang signifikan secara klinis, dan kondisi ini terbukti bertahan lebih dari tujuh hari, seperti diukur dalam penelitian," jelas Dr Diana Isaacs dari Cleveland Clinic, seperti dilansir Medical News Today, Sabtu (18/6/2022).

Manfaat tersebut dinilai berpotensi menurunkan risiko terjadinya komplikasi diabetes, seperti masalah pada mata, ginjal, dan saraf. Penelitian yang lebih besar perlu dilakukan untuk mengonfirmasi potensi manfaat ini.

Temuan ini mengindikasikan bahwa intervensi gaya hidup merupakan opsi terapi yang lebih baik dibandingkan menambah jumlah obat yang perlu dikonsumsi oleh pasien diabetes. Seperti diketahui, terkadang gula darah pasien diabetes belum bisa terkontrol meski sudah meminum satu obat. Dalam kondisi seperti ini, tak jarang dokter akan menambahkan jumlah obat yang perlu dikonsumsi agar gula darah pasien terkendali.

Menambahkan jumlah obat yang harus dikonsumsi pasien tentu dapat memberatkan biaya berobat pasien. Di samping itu, tiap obat juga memiliki risiko efek samping yang perlu diperhatikan.

"Mengingat intervensi ini (mengonsumsi protein whey sebelum makan) menurunkan hiperglikemia hingga 8 persen, ada kemungkinan bahwa cara ini bisa membantu mengurangi penggunaan obat," ungkap ahli endokrinologi Dr Roma Y Gianchandani dari Cedars-Sinai.

Saat ini tim peneliti berencana untuk menginvestigasi protein alternatif yang bersumber dari tanaman. Alternatif ini dicari agar bisa menjadi opsi bagi penderita diabetes yang memiliki pantangan atau restriksi makanan karena alasan agama atau karena menerapkan diet vegan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kasus diabetes di dunia terus bertambah, dari 108 juta kasus pada 1980 jadi 422 juta kasus pada 2014. Sebanyak 95 persen kasus diabetes merupakan jenis diabetes tipe 2. WHO juga mengungkapkan bahwa diabetes merupakan penyebab kematian terbanyak kesembilan di dunia pada 2019.

Diabetes tipe 2 merupakan kondisi di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin, yaitu hormon yang berperan dalam mengontrol kadar gula darah. Kadar gula darah yang tak terkendali bisa memicu kerusakan pada ginjal, mata, jantung, dan saraf.

Kadar gula darah penderita diabetes tipe 2 bisa dikontrol melalui penggunaan obat secara tertib, kontrol berkala ke dokter, dan melakukan modifikasi pola hidup, termasuk kebiasaan makan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement