REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Halal Center Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melangsungkan pelatihan Pendampingan Proses Produk Halal Batch 2. Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak Sumber Daya Manusia (Manusia) yang mampu menguasai permasalahan produk halal.
Membuka pelatihan, Wakil Rekor I UMM Profesor Syamsul Arifin mengapresiasi pusat peneliti dan produk halal UMM. Menurutnya, program tersebut sangat penting karena akan menjadi salah satu pertimbangan sosiologis masyarakat dalam memilih produk. "Apalagi muslim menjadi mayoritas di Indonesia sehingga jaminan halal toyyiba menjadi aspek penting," katanya.
Menurut dia, perlu adanya pengembangan dan fokus pada langkah bagaimana nanti bisa mengembangkan industri halal. Hal ini nantinya bukan hanya untuk pasar Indonesia tetapi juga bisa dikembangkan ke negara-negara lain. Lebih utamanya di negara-negara sekuler yang minoritas Muslim.
Ia juga senang karena dalam waktu dekat program ini akan dikaitkan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ia berharap, para mahasiswa bisa mengikuti rangkaian program pelatihan ini dan bisa dikonversi ke kurikulum setiap prodi.
Pada kesempatan sama, Ketua Pusat Studi Penelitian dan Pengembangan Produk Halal UMM, Profesor Elfi Anis Saati menjelaska, tujuan acara ini untuk meningkatkan sinergisitas. Hal ini terutama antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halal Thayiban (LPH KHT) Muhammadiyah. Kegiatan ini juya sekaligus merespons UU JPH 2014 dan UU Cipta Kerja terkait “Self Declare” bagi UMKM.
Di samping itu, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan kompetensi stakeholder UMM, kader Muhammadiyah, pondok pesantren, serta lembaga sekitar Malang dan Jatim. Menurutnya, pemahaman akan produk halal sangat penting. Apalagi dibarengi dengan kemampuan melakukan audit dan pendampingan UMKM dalam pengurusan sertifikasi halal.
Menurut dia, target dari program ini adalah menyumbang solusi inovatif. Hal ini berupa pendampingan dan penyediaan sumber daya manusia bagi umat Islam. "Terutama terkait perlindungan produk halal thoyib, terutama bagi UMKM se-Jatim,” katanya.
Terakhir, ia juga ingin agar kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam hal ini, baik itu berupa pameran produk halal, forum ilmiah skala nasional maupun internasional dan publikasi ilmiah bersama. Dia berharap melalui kegiatan ini dapat melayani dan membuktikan slogan dari "Muhammadiyah untuk bangsa".