Ahad 19 Jun 2022 22:03 WIB

Manfaat Pijat Bayi, Tingkatkan Nafsu Makan Hingga Cegah Stunting

Pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua sendiri dan bukan orang lain.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Terapi pijat untuk bayi (ilustrasi)
Terapi pijat untuk bayi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kegiatan memijat bayi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar berat badan dan nafsu makan si kecil dapat meningkat. Pijatan pada buah hati secara rutin juga memiliki manfaat yang baik terhadap tumbuh kembang sang anak.

 

Baca Juga

Ketua Perkumpulan Pelatih Pijat Bayi Indonesia (PERPIBI) yang juga instruktur pijat bersertifikasi Internaional Association of Infant Massage (IAIM), Tiur Hutagalung, menjelaskan pemijatan bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua sendiri dan bukan orang lain.

 

"Penting banget karena manfaatnya salah satunya menambah atau meningkatkan nafsu makan, mengurangi tangisan pada bayi dan banyak hal lain yang bisa didapat. Jadi yang seharusnya melakukan pemijatan bayi itu adalah orang tuanya, bukan orang lain. Jadi harus yang kenal dengan si bayi karena bayi sebaiknya dipijat pada saat bayi terbangun dan siap atau happy," kata Tiur Hutagalung dalam seminar pijat bayi dan relaucnhing PERPIBI di Jakarta, Ahad (19/6).

 

Tiur menegaskan, memijat merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi ibu dan ayah serta si kecil, sehingga bisa menciptakan ikatan emosional yang akan dirasakan langsung oleh anak hingga ia tumbuh dewasa. Lalu kapankah waktu terbaik untuk melakukan pijat pada bayi?

 

Menurut Tiur, hal tersebut tergantung pada keinginan sang anak. Tiur menyarankan agar orangtua untuk melakukan pijatan rutin secara terus menerus. Untuk melakukan pijatan terhadap buah hati, bisa dilakukan di mana saja, selama pijatan yang diberikan oleh ibu dan ayah dapat membuat bayi merasa nyaman.

 

"Waktu yang tepat semua bayi pasti berbeda, karena waktu yang tepat pijat bayi adalah saat quite alert atau bayi terbangun dalam keadaan tersadar penuh. Ada 6 tingkah laku aktivitas pada bayi, yaitu,tertidur dalam, tertidur dangkal, mengantuk, menangis, bayi aktif dan bayi terbangun dalam keadaan tersadar penuh," katanya.

 

"Nah, waktu yang tepat untuk dipijat oleh orangtua yaitu saat bayi bangun tersadar penuh (Quite Alert) Jadi jam berapa quite alert pastinya setiap bayi berbeda-beda," sambungnya.

 

Tiur Hutagalung menegaskan, PERPIBI adalah perkumpulan untuk para CIMI (Certified Infant Massage Instructor) yang berada diwilayah Republik Indonesia, dan semua CIMI melatih para orangtua agar mampu belajar memahami sinyal ketika bayi akan dipijat dan juga mereka bisa memijatnya setiap waktu di rumah. Jadi, kata dia, bukan seminggu sekali atau sebulan sekali.

 

"Kalau seminggu sekali atau sebulan sekali itu tidak mendapatkan apa yang manfaat pijat seperti yang diinginkan orang tuanya. Jadi orang tua bisa belajar ke kita jadi dari mulai nol bulan sampe satu tahun. Tapi Gerakan pijatnya dapat mereka aplikasikan sampai anaknya besar, selama anaknya masih menginginkan," ujar Tiur.

 

Seperti diketahui, saat ini mulai dirasakan oleh masyarakat betapa pentingnya bayi mendapatkan ASI dari ibunya dan akhir-akhir ini pemerintah sedang menggalakkan pemberian ASI ekslusif untuk bayi 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun.

 

Hormon Prolaktin dan Oksitosin merupakan hormon yang sangat penting dalam memperlancar produksi ASI dan melalui pijat bayi yang dilakukan langsung oleh ibunya adalah salah satu penunjang lancarnya proses pemberian ASI.

 

Disamping itu kebutuhan akan pijat bayi untuk tumbuh dan kembang anak sangat diperlukan. Pijat bayi memberikan efek yang positif baik secara jasmani bayi maupun secara rohani yaitu dengan meningkatnya hubungan emosional (bonding) antara ibu dan bayi baik secara kualitas maupun kuantitas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement