Selasa 21 Jun 2022 10:14 WIB

Kenaikan Berat Badan Anak Seret, Kapan Harus Khawatir?

Pantau kenaikan berat badan anak menurut growth chart standar WHO.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang bayi malanutrisi ditimbang di rumah sakit Indira Gandhi di Kabul, Afghanistan, Ahad, 22 Mei 2022. Pemantauan berat badan anak perlu dilakukan dengan merujuk pada kurva pertumbuhan WHO.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Seorang bayi malanutrisi ditimbang di rumah sakit Indira Gandhi di Kabul, Afghanistan, Ahad, 22 Mei 2022. Pemantauan berat badan anak perlu dilakukan dengan merujuk pada kurva pertumbuhan WHO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap orang tua tentu mengharapkan buah hati mereka mengalami tumbuh kembang yang optimal. Untuk itu, ayah dan ibu perlu memantau kurva pertumbuhan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baik terkait berat badan, tinggi badan, hingga ukuran lingkar kepala anak.

Saat kenaikan berat badan anaknya seret, orang tua pun khawatir. Menurut dokter spesialis anak Harun Albar, arti dari seret ini memang perlu dilihat kembali, apakah kenaikannya berat badannya memang wajar atau orang tua sudah harus khawatir.

Baca Juga

"Kadang-kadang ibu-ibu membandingkan kenaikan berat badan umur setahun dengan anak di bawah enam bulan. Jelas beda, jika usia satu hingga tiga bulan, kenaikan semestinya 900 gram, usia tiga hingga empat bulan 800 gram, usia selanjutnya turun lagi jadi 600 sampai hanya 200 gram doang per tahun, memang pasti seret," kata dr Harun dalam peluncuran produk peralatan makan Twistshake dari Mothercare, Senin (20/6/2022).

Artinya, menurut dr Harun, tanda-tanda yang harus diperhatikan itu bukan seret, tapi stagnan atau tidak. Misalnya, bulan ini sembilan kilogram, dan angka di timbangan tetap saja sama sampai beberapa bulan ke depan.

Dr Harun mengatakan, jika memang dalam tiga bulan berat badan anak stagnan, ayah dan ibu boleh jadi perlu khawatir. Hanya saja, apabila terjadi masalah, biasanya ukuran di kurva pertumbuhan akan menyentuh garis kuning.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement