REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa makanan atau minuman dengan nilai kalori yang sama memberi nutrisi yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Selain itu, juga menyeimbangkan hormon dan membuat perut kenyang lebih lama.
Ahli diet yang berbasis di Toronto, Abby Langer mengatakan, ada perbedaan dalam cara tubuh mencerna jenis kalori tertentu. Kemudian, digunakan untuk energi atau disimpan untuk nanti.
"Jika Anda berbicara tentang kalori, setiap orang berbeda, tapi sebagai aturan saya akan mengatakan tubuh cenderung menyerap kalori dari sesuatu seperti donat lebih mudah daripada kalori dari sesuatu seperti alpukat," ujar Langer seperti dilansir dari laman Cnet, Selasa (21/6/2022).
Umumnya, semakin keras tubuh bekerja untuk mencerna makanan, semakin sedikit kalori yang benar-benar dibutuhkan darinya. Makanan yang berbeda memberikan berbagai jenis energi (atau kalori) untuk tubuh.
Setiap makanan mengandung profil makronutriennya sendiri yang unik (karbohidrat, protein dan lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral), yang dibutuhkan tubuh dalam rasio yang tepat untuk bertahan hidup. Itu sebabnya tidak semua makanan turun dengan cara yang sama atau menghasilkan jenis energi yang sama.
Dr. Niket Sonpal, ahli gastroenterologi di New York City, menjelaskan, saluran pencernaan dan tubuh melihat energi dalam kaitannya dengan zat gizi makro tersebut. "Mereka memiliki implikasinya sendiri," ujar Sonpal.
Misalnya, kalori dari karbohidrat diproses dengan cepat, protein dicerna lebih lambat dan lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Pikirkan berapa lama seseorang bisa tetap puas atau kenyang setelah sarapan telur dengan keju dibandingkan dengan semangkuk sereal.
Jika semangkuk sereal hanya memiliki 200 kalori, dan telur keju mengandung lebih banyak kalori. Anda mungkin berasumsi bahwa sereal itu lebih sehat. Tetapi tubuh akan membakar karbohidrat dalam sereal lebih cepat daripada protein dan lemak dalam telur, sehingga membuat Anda lapar lagi lebih cepat dan perlu makan lebih banyak makanan untuk energi.
Karbohidrat yang lebih tinggi serat, seperti roti gandum atau beras merah atau beras merah, bukan roti putih dan nasi. Semakin memperlambat pencernaan dan meningkatkan rasa kenyang dan kepuasan.
Bahkan, di dalam makronutrien itu, ada perbedaan bagaimana mereka mempengaruhi tubuh Anda lama setelah makanan dicerna. Misalnya, minyak zaitun, lemak tak jenuh, tidak menumpuk di lapisan pembuluh darah.
Beberapa penelitian juga muncul tentang bagaimana jenis lemak lain yang kita anggap "buruk" sebenarnya mengandung asam lemak esensial dan nutrisi lain yang penting bagi kesehatan kita.
"Proses biokimia untuk memecah lemak, untuk semua maksud dan tujuan, semuanya sama," ujar Sonpal.
Tapi apa yang dilakukan tubuh dengan lemak dan proses inflamasi apa yang kemudian mereka sebabkan di bagian tubuh lain berbeda.