REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Studi terbaru organisasi nirlaba internasional Marine Stewarship Council (MSC) menunjukkan peningkatan kesadaran publik di berbagai belahan dunia mengenai masa depan lautan. "Peningkatan kesadaran itu bersamaan dengan bertambahnya perubahan motivasi belanja yang dapat menjadi jawaban dari ancaman bagi masa depan laut kita," kata CEO MSC Rupert Howes dalam taklimat media yang disampaikan Direktur Program MSC Indonesia, Hirmen Sofyanto, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut. Program sertifikasi dan ekolabel MSC mengakui dan menghargai praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan serta membantu membangun pasar makanan laut yang lebih berkelanjutan.
Disebutkan bahwa survei independen tentang sikap terhadap makanan laut dan kesehatan laut yang dilakukan oleh GlobeScan di 23 negara dan melibatkan 25.000 orang itu adalah yang terbesar dari jenisnya di dunia. GlobeScan adalah sebuah lembaga peneliti dan konsultasi ternama yang menjamin proses yang independen dan ketat.
Studi itu menemukan bahwa hampir 90 persen responden khawatir tentang keadaan lautan, dengan Portugis, Korea Selatan dan Prancis yang paling khawatir serta responden Tiongkok, Polandia, Singapura dan Afrika Selatan yang paling optimistis. Kekhawatiran paling tinggi terhadap masalah di lautan antara lain polusi (65 persen), penangkapan ikan berlebihan (44 persen), dan perubahan iklim (37 persen).