Kamis 23 Jun 2022 19:34 WIB

Pakar Ingatkan Bahaya Sering Begadang

Terlalu sering begadang punya dampak buruk.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
 Pakar Ingatkan Bahaya Sering Begadang. Foto:  Kopi (ilustrasi)
Foto: Pixnio
Pakar Ingatkan Bahaya Sering Begadang. Foto: Kopi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ahli dleep disorders Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) dr Wardah Rahmatul Islamiyah mengingatkan dampak buruk pada tubuh dari keseringan begadang. Ia mengungkapkan, irama jam tidur terbentuk dari pola asuh sejak kecil. Pola asuh tidur larut malam menjadi salah satu penyebab seseorang sering begadang.

“Irama tubuh orang yang begadang berbeda dengan orang biasanya. Begadang itu intinya melawan jam tubuhnya. Rata-rata orang mulai mengantuk dan tidur itu pukul sembilan,” kata Wardah, Kamis (23/6/2022).

Baca Juga

Wardah menjelaskan, rasa kantuk pada manusia disebabkan oleh hormon melatonin. Hormon tersebut akan banyak terproduksi ketika cahaya gelap. Makanya hormon melatonin biasanya muncul sejak petang, saat hari mulai gelap. Kemudian akan memuncak sekitar jam 21.00 hingga 22.00. Penurunan terjadi mulai pukul 02.00.

"Adanya cahaya membuat melatonin tidak terproduksi. Hal itu meningkatkan risiko terjadinya insomnia kronik pada masa tua," ujarnya.

Acapkali ditemani dengan cemilan maupun makanan berat, begadang membuat organ pencernaan yang seharusnya beristirahat tetap bekerja. Wardah mengungkapkan, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan GERD.

“Sekarang itu banyak anak muda yang terkena GERD (asam lambung meningkat). Salah satunya, disebabkan oleh begadang,” kata Wardah.

Selain itu, begadang akan membuat seseorang kehilangan kebutuhan tidurnya. Jam tidur yang berkurang tersebut akhirnya menyebabkan kantuk, sehingga menurunkan kinerja seseorang saat pagi.

“Kalau kinerjanya menurun, akhirnya dia akan punya kebiasaan minum kopi. Kopi tentu saja dengan segala plus minus-nya, kalau dalam jumlah yang banyak akan berefek meningkatkan tensi dan penyakit jantung,” kata dia.

Ia melanjutkan, kebiasaan begadang secara otomatis membuat seseorang beraktivitas pada malam. Mulai belajar, bekerja, olahraga, bahkan sekadar menonton dan bermain. Hal tersebut membuat hormon kortisol yang seharusnya rendah pada malam hari secara otomatis meningkat.

“Orang yang kortisolnya tinggi akan mudah stres dan depresi. Keesokan paginya dia baper. Mudah marah, mood-nya ga stabil. Apalagi dia main game online ya, menang jadi lebih excited. Kalah pun dia marah,” kata dia.

Ia menambahkan, kortisol yang meningkat memicu denyut jantung meningkat. Selain itu juga kortisol dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. “Kortisol meningkat, ditambah dengan ngopi, ngemil, ngerokok. Nah, ini yang meningkatkan banyak kejadian serangan stroke dan jantung saat bangun tidur pagi, atau sudden death,” ujarnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement