Jumat 24 Jun 2022 21:45 WIB

WHO Belum Tetapkan Status Cacar Monyet Sebagai Wabah Global

WHO masih menggelar pertemuan mempertimbangkan status cacar monyet.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
WHO masih menggelar pertemuan mempertimbangkan status cacar monyet.
Foto: (CDC via AP)
WHO masih menggelar pertemuan mempertimbangkan status cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan pada Kamis lalu untuk membahas wabah virus cacar monyet. Para pakar WHO mempertimbangkan kemungkinan apakah wabah itu perlu dinyatakan sebagai darurat kesehatan global atau tidak.

Saat ini, ribuan kasus cacar monyet dilaporkan di puluhan negara di seluruh dunia. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut wabah tersebut masuk kategori tidak biasa dan mengkhawatirkan, dengan risiko penularan lebih lanjut.

Baca Juga

Cacar monyet menjadi endemik di beberapa negara di Afrika, di mana penyakit tersebut telah membuat orang sakit selama beberapa dekade. Ada satu varian cacar monyet yang membunuh hingga 10 persen dari keseluruhan total pasien yang terinfeksi.

Sejauh ini tidak ada kasus kematian yang dilaporkan di luar Afrika. Para ilmuwan pun belum menemukan perubahan genetik yang masif pada virus tersebut. Cacar monyet atau monkeypox adalah infeksi virus yang menyerang kulit.

Pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada 1970, infeksi virus ini punya gejala awal serupa cacar air, yaitu bintil berair. Gejala lain termasuk demam, menggigil, ruam dan nyeri, sebelum lesi berkembang seiring perkembangan penyakit.

Bintil berair pada kulit pasien selanjutnya berubah menjadi bernanah, menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Para ahli memperingatkan bahwa siapa pun berpotensi berisiko terinfeksi.

Meskipun, sebagian besar kasus cacar monyet yang baru cenderung terlihat pada pria gay atau biseksual. Pasien biasanya terinfeksi melalui kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi atau melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi virus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan ada lebih dari 150 kasus monkeypox dan orthopoxvirus. Orthopoxvirus merupakan genus virus yang mencakup cacar monyet dan beberapa jenis cacar lain, dikutip dari laman Fox News, Jumat (24/6/2022).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement