Rabu 29 Jun 2022 17:35 WIB

Kemendikbudristek Bantah Program Praktisi Mengajar Saingi Dosen

Praktisi mengajar merupakan program pelengkap bagi dosen agar mahasiswa kreatif.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Webinar mengenai sosialisasi program Praktisi Mengajar yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.
Foto: Istimewa
Webinar mengenai sosialisasi program Praktisi Mengajar yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan, program praktisi mengajar tak akan menjadi pesaing bagi dosen. Kemendikbudristek mengimbau, mahasiswa mendaftar dalam program tersebut guna memanen manfaatnya. 

Direktur Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Sofwan Effendi, mengatakan, mahasiswa akan mendapat banyak manfaat dari program praktisi mengajar. Salah satunya, memperoleh pengalaman langsung dari praktisi profesional berdasarkan bidangnya masing-masing.

"Masiswa bukan hanya mendapatkan kompetensi akademik, kepakaran, cara berpikir, cara pemecahan problem, tetapi juga langsung dihadapkan pada problem riil dari pengalaman yang disiapkan atau disampaikan oleh para praktisi yang dihadirkan di kampus," kata Sofwan dalam keterangan pers pada Rabu (29/6).

Sofwan menegaskan, praktisi mengajar merupakan program pelengkap bagi dosen agar mendorong mahasiswa lebih kreatif dan berkompetensi sesuai masalah riil di dunia industri. "Kami harap semoga program ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar tujuan kita bisa tercapai," lanjut Sofwan.

Sofwan menjelaskan, untuk bisa bergabung menjadi pengajar, praktisi bisa mengajukan pendaftaran ke perguruan tinggi dan program studi (prodi) yang dipilih sesuai kebutuhan serta kompetensi melalui laman praktisimengajar.id. Kemudian, dosen di perguruan tinggi turut bisa mengajukan permintaan praktisi yang dibutuhkan.

Sofwan menegaskan, program ini merupakan kolaborasi antara akademik dengan praktisi bukan pesaing atau mengganti

"Intinya, dosen dan praktisi akan saling berkolaborasi dan melengkapi, bukan mengganti. Selain mendidik dan membimbing mahasiswa dari sisi keilmiahannya di kelas, dosen juga membutuhkan pengalaman di dunia industri. Begitu pun dengan praktisi, mereka juga membutuhkan ilmu yang melandasi kompetensinya," ucap Sofwan. 

Sementara itu, Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney telah bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di seluruh Indonesia supaya bisa bergabung dalam Program Praktisi Mengajar. Ia turut mengundang institusi-institusi di industri dari perusahaan-perusahaan besar.

"Kami mengundang jejaring-jejaring praktisi lewat asosiasi dan komunitas. Kami melihat bagaimana respons positif dari praktisi di bidang budaya. Itu sangat positif sekali," ucap Gamaliel. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement