Kamis 30 Jun 2022 09:57 WIB

Studi Sebut Jenis Diet Ini yang Terbaik untuk Turunkan Risiko Kanker Payudara

Kebiasaan makan berpengaruh signifikan terhadap risiko kanker payudara.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kebiasaan makan berpengaruh signifikan terhadap risiko kanker payudara.
Foto: www.pxhere.com
Kebiasaan makan berpengaruh signifikan terhadap risiko kanker payudara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan makan ternyata memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap risiko beberapa jenis kanker. Salah satu di antaranya adalah kanker payudara

Mengacu pada sebuah studi yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition//, pengaturan pola makan atau diet yang terbaik untuk menurunkan risiko kanker payudara adalah diet nabati. Diet nabati atau plant-based diet merupakan diet yang didominasi dengan makanan yang berasal dari tumbuhan, dengan sedikit atau tanpa konsumsi makanan hewani.

Baca Juga

Akan tetapi, diet nabati yang bisa memberikan manfaat dalam menekan risiko kanker payudara adalah diet nabati yang dijalankan dengan sehat. Artinya, berbagai asupan yang dikonsumsi merupakan makanan yang bergizi dan beragam.

"Terdiri dari buah, sayur, serealia utuh, kacang-kacangan, dan legum," ungkap ketua tim peneliti dari Paris-Saclay University, Sanam Shah MBBS FCPS MPH, seperti dilansir EatThis, Kamis (30/6/2022).

Shah mengatakan diet nabati yang tidak sehat tetap dapat memberikan pengaruh buruk bagi upaya pencegahan kanker payudara. Contoh diet nabati yang tidak sehat adalah yang tinggi akan serealia olahan, jus buah, permen, hidangan penutup, dan keripik kentang.

"(Makanan-makanan tersebut telah terbukti) tak memiliki banyak zat gizi yang berkontribusi dalam menurunkan risiko kanker, termasuk serat, vitamin, mineral, dan fitonutrien," lanjut peneliti Elizabeth Ward MS RDN.

Ward mengatakan keripik kentang dan jus buah sebenarnya bukan opsi yang terlalu buruk. Namun untuk mencegah risiko kanker, makanan dan minuman seperti ini bukanlah prioritas karena sudah melalui banyak pemrosesan. Serangkaian proses tersebut bisa membuat makanan atau minuman kehilangan beragam zat gizi menyehatkan di dalamnya.

Menurut Ward, diet nabati yang disusun dengan baik bisa menurunkan risiko kanker dengan cara memberikan asupan antioksidan dalam jumlah yang signifikan. Antioksidan ini berperan dalam membantu mencegah sel-sel bermutasi menjadi tumor.

Asupan makanan yang tinggi kalori juga perlu diwaspadai. Alasannya, asupan makanan seperti ini bisa memicu terjadinya kegemukan. Kegemukan, lanjut Ward, merupakan kondisi yang berkaitan dengan beberapa jenis kanker payudara.

Studi yang dilakukan oleh Shah dan tim ini melibatkan 65.74 partisipan. Informasi dari para partisipan ini dikumpulkan selama periode 1993-2014.

Berdasarkan studi ini, orang-orang yang mengonsumsi lebih sedikit daging memiliki risiko kanker payudara 14 persen lebih rendah. Akan tetapi manfaat ini hanya terlihat pada individu yang menerapkan diet nabati secara sehat. Individu yang menerapkan diet nabati namun tetap mengonsumsi makanan dan minuman tak sehat justru memiliki risiko kanker payudara 20 persen lebih tinggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement