Jumat 01 Jul 2022 09:42 WIB

Festival Jangkat Dongkrak Budaya Melayu

Festival Jangkat 2022 bertujuan untuk mereaktivasi peradaban budaya Melayu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Ahmad Mahendra
Foto: Istimewa
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Ahmad Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Pemerintah Kabupaten Merangi, Jambi, sukses menggelar Festival Jangkat 2022. Festival ini diharapkan mampu mengangkat budaya melayu agar lebih dikenal masyarakat se-Tanah Air. 

Festival Jangkat 2022 merupakan salah satu bagian dari rangkaian pra Kenduri Swarnabhumi yang bakal diselenggarakan puncaknya pada September mendatang. "Festival Jangkat 2022 sebagai bentuk merawat dan memperkenalkan secara luas adat dan budaya Melayu di wilayah sepanjang aliran Sungai Batanghari yang juga melalui Kabupaten Merangin," kata Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra dalam keterangan pers pada Jumat (1/7/2022). 

Baca Juga

Mahendra menyampaikan Festival Jangkat 2022 bertujuan untuk mereaktivasi peradaban budaya Melayu. Mahendra berharap, tradisi warisan leluhur di Kabupaten Merangin yang letaknya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari tidak begitu saja dilupakan ke depannya, terutama oleh generasi muda.

"Festival Jangkat 2022 yang menjadi bagian dari Kenduri Swarnabhumi ini merupakan pemajuan kebudayaan masyakat Melayu di sepanjang DAS Batanghari. Dengan begitu dapat mengenal kebesaran nama, sejarah, dan makna budaya yang berkembang di sini," ujar Mahendra.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani menginginkan budaya masyarakat Melayu Jangkat dapat populer serta mampu menarik minat wisatawan berkunjung. "Unsur-unsur tradisi budaya yang ada di Jangkat adalah kekayaan Indonesia yang patut dipertahankan," ujar Sani. 

Oleh sebab itu, Sani mengajak gairah masyarakat untuk menjaga sejarah dan budaya di Jangkat harus terus dibangun. "Jangkat dikaruniai alam yang indah dan bumi yang subur untuk kemakmuran masyarakat. Lestarikan terus alam Jangkat ini karena akan banyak orang tertarik menikmati alam Jangkat yang segar ini," sebut Sani.

Bupati Merangin, Mashuri mengungkapkan potensi budaya dan kekayaan wisata di Jangkat banyak yang dapat dipopulerkan. Apalagi, lanjut Mashuri, masyarakat Jangkat amat ramah dan terkenal dengan tradisi gotong royongnya.

"kearifan lokal di Jangkat perlu dukungan terus dari masyarakat untuk melestarikannya. Maka itu bukan hal yang mustahil kelak Jangkat menjadi pusat kebudayaan di Kabupaten Merangin," sebut Mashuri. 

Selain itu, Direktur PMM Kemendikbudristek Mahendra mengapresiasi berhasil tercatatnya Festival Jangkat 2022 dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui tradisi bakar jaudah, yaitu kemahiran dan pengetahuan masyarakat lokal mengelola makanan.

"Tradisi bakar jaudah telah dilaksanakan oleh 500 orang dan memecahkan rekor MURI dengan jumlah peserta terbanyak," ucap Mahendra.

Untuk diketahui, tradisi bakar jaudah merupakan acara yang cukup meyedot perhatian dalam Festival Jaudah 2022. Bakar jaudah adalah kebiasaan masyarakat Jangkat guna menyambut Ramdhan maupun Idul Fitri dengan membuat gelamai (sejenis dodol) yang lazim disebut ngacau jaudah.

Tradisi bakar jaudah ini juga menjadi menu sarapan pagi masyarakat yang hendak pergi ke sawah dipadukan dengan teh atau kopi. Tradisi bakar jaudah ini telah menjadi kebiasaan yang diwariskan para tetua sejak dulu hingga generasi masa sekarang di wilayah Jangkat. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement