Selasa 05 Jul 2022 19:45 WIB

Fosil Ini Bisa Ubah Sejarah Evolusi Manusia Purba di Masa Lalu

Fosil di Afrika Selatan mungkin berusia lebih tua dibandingkan Lucy/

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Replika tampilan yang diduga mirip Lucy.
Foto: imgooz
Replika tampilan yang diduga mirip Lucy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan bahwa fosil mirip manusia purba di Afrika Selatan mungkin jutaan tahun lebih tua dari yang diyakini sebelumnya. Beberapa momen penting dalam sejarah evolusi manusia dapat berubah sebagai akibat dari penanggalan baru. 

Ilmuwan menemukan indikasi bahwa fosil-fosil ini mungkin berasal dari spesies yang mendahului fosil "Lucy" yang terkenal, yang berumur 3,2 juta tahun. Spesies Lucy telah lama dianggap sebagai kemungkinan teratas untuk menjadi nenek moyang langsung manusia.

Baca Juga

Menurut penelitian, pilihan yang paling mungkin untuk nenek moyang manusia modern mungkin adalah genus Australopithecine, yang ada antara 4,1 juta dan 2,9 juta tahun yang lalu.

Dikenal sebagai "kera selatan," Australopithecus termasuk spesies Lucy, Australopithecus afarensis. Menurut artikel di Nature, tulang Lucy adalah kerangka tertua dan terlengkap dari hominin kuno, yang mencakup manusia dan spesies punah yang lebih dekat hubungannya dengan kita daripada hewan lain, pada saat penemuannya di Ethiopia pada tahun 1974.

Gua Sterkfontein di Afrika Selatan, sebuah lokasi yang dikenal sebagai Tempat Lahirnya Manusia, adalah sumber fosil Australopithecus yang paling banyak ditemukan hingga saat ini. 

Ketika Australopithecus dewasa pertama ditemukan di sana pada tahun 1936, Sterkfontein menjadi terkenal. Di Sterkfontein, ratusan fosil hominin telah ditemukan selama bertahun-tahun. Fosil ini biasanya dikategorikan sebagai spesies Australopithecus africanus.

Namun, penelitian sebelumnya mengklaim bahwa tulang Sterkfontein hanya berusia 2,1 juta hingga 2,6 juta tahun. Sebaliknya, fosil Homo berusia 2,8 juta tahun yang ditemukan di Ethiopia adalah yang tertua yang pernah ditemukan.

Ini berarti bahwa spesies Australopithecus dari Sterkfontein tidak mungkin merupakan nenek moyang Homo dalam pengertian yang paling langsung.

Sebaliknya, para ilmuwan berhipotesis bahwa spesies Australopithecus Afrika Timur seperti A. afarensis Lucy adalah nenek moyang dari garis keturunan manusia dan bahwa A. africanus Afrika Selatan adalah keturunan A. afarensis Afrika Timur.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement