REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebijakan relaksasi kendaraan bermotor yang diberlakukan pemerintah pada 1 Maret 2021 lalu telah menjadi stimulus positif bagi bangkitnya industri otomotif nasional. Apalagi dalam kebijakan tersebut seluruh kendaraan yang masuk kategori low multi purpose vehicle (LMPV) termasuk dalam jenis kendaraan yang mendapat keringanan pajak penjualan.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) April 2022, total penjualan mobil LMPV mencapai angka 15.017 unit. Angka tersebut meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mencatat 14.672 unit. Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto mengungkapkan mobil baru pilihan konsumen pada semester pertama 2022 didominasi kendaraan serbaguna seperti multi purpose vehicle, (MPV) dan sport utility vehicle (SUV).
Hal ini dapat dimaklumi karena sekitar 25 persen pasar otomotif nasional dikuasai penjualan kendaraan keluarga kategori ini. Tak mengherankan bila sejumlah agen pemegang merek (APM) asal Jepang dan Cina berebut kue di kelas ini. Seperti Toyota Avanza, Suzuki Ertiga, Mitsubishi Expander, Wuling Confero dan masih banyak lagi. Beragam model terkini, plus fitur canggih dengan harga kompetitif mereka sematkan guna merebut pasar terbesar di Tanah Air ini.
Berkembangnya teknologi otomotif terkini seperti elektrifikasi yang sebelumnya hanya didominasi produk premium saja, telah menjadi tantangan bagi agen pemegang merek. Selama ini kendaraan keluarga berbasis penggerak elektrifikasi hanya mampu menjangkau kelas atas. Sedangkan di pasar kelas menengah ke bawah yang merupakan pasar otomotif terbesar di Tanah Air, belum ada kendaraan keluarga yang berkategori low mutlipurpose vehicle (LMPV) berpenggerak tenaga listrik. Itu terjadi karena harga bahan baku kendaraan listrik yang masih mahal sehingga kendaraan berpenggerak listrik sulit dipasarkan di kalangan kelas menengah ke bawah.
Namun, Suzuki "memberanikan diri" dengan menawarkan produk LMPV hibrid pertama di Tanah Air. Melalui produk All New Ertiga Hybrid, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) ingin memadukan antara keunggulan yang dimiliki LMPV di Tanah Air, seperti daya angkut penumpang yang besar, biaya operasional yang rendah, ramah lingkungan hingga kenyamanan dengan efisiensi bahan bakar yang menjadi karakter kendaraan jenis hybrid.
Efisiensi yang ditawarkan kendaraan jenis hybrid seperti pada All New Ertiga Hybrid terletak pada penerapan teknologi Suzuki Smart Hybrid. Teknologi elektrifikasi ini terdiri dari beberapa komponen. Salah satu komponen utamanya adalah baterai Lithium-ion. Meski komponen tersebut bebas perawatan, namun PT SIS tetap memberikan edukasi dan informasi ringan seputar baterai Lithium-ion kepada konsumen agar kinerja dan durabilitas baterai tetap terjaga serta bekerja optimal.
Baterai Lithium-ion memerlukan pemeriksaan ringan dengan cara mengikuti anjuran pemakaian agar keawetan dan usia pakai baterai terjaga dengan baik. Memeriksa baterai Lithium-ion dapat dilakukan secara mudah bersamaan dengan perawatan aki maupun komponen lain pada kendaraan pada umumnya secara berkala. Masa garansi yang panjang juga diberikan untuk baterai Lithium-ion selama 5 tahun atau 100.000 km.
"Jika diperlukan penggantian baterai, konsumen dapat mempercayakan penanganannya kepada bengkel resmi Suzuki terdekat,” kata Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT SIS melalui keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Perannya sangat dibutuhkan terutama ketika Engine Auto Start- Stop sedang aktif. Untuk meningkatkan faktor keamanan, baterai Lithium-ion tersebut juga dilengkapi dengan wadah kedap udara sehingga membuat baterai aman dari kotoran maupun cipratan air. Kiat pemeriksaan pertama yang paling mudah dilakukan adalah memastikan sisa kapasitas daya baterai selalu dalam kondisi yang cukup atau penuh, dengan cara melihat indikatorbaterai yang ada di Multi Information Display (MID).
Apabila kapasitas daya baterai menurun atau berkurang, konsumen disarankan melakukan isi ulang daya baterai dengan cara deselerasi regeneratif saat berkendara maupun rutin menghidupkan mesin jika mobil jarang digunakan.
Hal tersebut dikarenakan sisa daya baterai dapat berkurang secara bertahap saat mobil tidak digunakan serta dipengaruhi faktor eksternal, seperti suhu udara dan lainnya. Konsumen juga dapat memastikan untuk selalu mengikuti anjuran sesuai dengan buku pedoman perawatan kendaraan dari Suzuki Indonesia untuk menjaga mobil tetap aman dan prima.