REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus Covid-19 saat ini dianggap tidak seberbahaya sejak awal kemunculannya. Sekarang, kasus infeksi kembali naik, tetapi angka kematian relatif sedikit, menurut pejabat kesehatan, dikutip oleh Associated Press.
"Jadi ini akan menjadi musim panas yang baik dan kami pantas mendapatkan istirahat ini," kata Ali Mokdad, seorang profesor ilmu metrik kesehatan di University of Washington di Seattle, kepada AP, seperti dilansir dari Fox News, Selasa (5/6/2022).
Vaksinasi tentu berpengaruh terhadap kondisi saat ini. Banyak orang Amerika masih mengenakan masker ketika memasuki ruangan tertutup atau pergi ke tempat umum lainnya. Sebaliknya, sudah banyak pula warga yang enggan memakai masker.
Dan Kaul, seorang spesialis penyakit menular di University of Michigan Medical Center di Ann Arbor, mengatakan bahwa segalanya terasa baik-baik saja saat ini. Untuk pertama kalinya, tenaga medis disebut tidak menerima pasien (coronavirus) di ICU.
Per 4 Juli tahun ini, jumlah rata-rata kematian harian akibat Covid-19 di AS berkisar sekitar 360. Tahun lalu, selama jeda musim panas yang sama, jumlah itu sekitar 228 per hari di awal Juli.
Angka itu tetap ambang terendah dalam kematian harian AS sejak Maret 2020, ketika virus pertama kali mulai menyebar ke seluruh negeri. Sekarang, jumlahnya sekitar 109 ribu kasus tapi kemungkinan lebih dari itu mengingat pengujian mandiri di rumah tidak dilaporkan secara rutin. Sebagian besar penderita Covid-19 saat ini mengalami gejala yang disebut long Covid.
“Kami sekarang berada pada titik di mana sistem kekebalan setiap orang telah melihat virus atau vaksin dua atau tiga kali,” ungkap Dr David Dowdy, ahli epidemiologi penyakit menular di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Ahli melihat bahwa rata-rata orang saat ini semakin jarang sakit. Sebanyak delapan dari 10 orang di AS telah terinfeksi setidaknya satu kali.
Para ahli sepakat bahwa ada kemungkinan varian baru muncul dan mampu lolos dari kekebalan yang dibangun oleh populasi. Subtipe omicron yang menyebar cepat BA.4 dan BA.5 juga dapat berkontribusi pada perubahan angka kematian.
“Dalam beberapa pekan ke depan, kematian dapat meningkat di banyak negara bagian tetapi AS secara keseluruhan dan kematian sedikit menurun,” kata Nicholas Reich, yang mengumpulkan proyeksi virus corona untuk Pusat Prakiraan Covid-19 bersama Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC).
Kekebalan yang terbangun telah menurunkan angka kematian menjadi solid di kisaran musim flu biasa. Dalam dekade terakhir, tingkat kematian akibat flu adalah sekitar 5 persen hingga 13 persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit.
Pakar kesehatan terus dikejutkan oleh perilaku virus corona. Selain itu juga masih belum jelas apakah wabah akan menjadi pola musiman seperti flu.
Adapun orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko kematian akibat Covid-19 enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang setidaknya mendapat suntikan utama. CDC memperkirakan hal itu berdasarkan data yang tersedia dari April.
Masyarakat diimbau agar menghindari pertemuan besar karena virus menyebar begitu cepat. Masih ada orang yang sangat berisiko," katanya.
Namun, banyak orang yang divaksinasi dan menghindari booster.
"Saya divaksinasi ganda dan saya telah disuntik booster sekali," kata seorang warga New York kepada Fox News Digital. "Cukup. Tidak ada booster lagi untukku,” lanjut dia.
Warga tersebut juga meyakini bahwa orang yang meninggal akibat Covid umumnya memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya alias penyakit penyerta atau komplikasi lain.