Rabu 06 Jul 2022 12:40 WIB

Gurita Ternyata Miliki Gen Kecerdasan yang Juga Ada pada Manusia

Gurita dan manusia berbagi gen lompat yang dikenal dengan nama LINE.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Ribuan gurita di Monterey Bay National Marine Sanctuary di California
Foto: Quartz
Ribuan gurita di Monterey Bay National Marine Sanctuary di California

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gurita dikenal sebagai salah satu hewan yang cerdas. Kini, para ilmuwan menemukan petunjuk yang dapat membantu menjelaskan sebagian kecerdasan cephalopoda seperti gurita. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, gurita memiliki kekhasan genetik yang juga dimiliki manusia.

"Gen lompat," atau juga dikenal sebagai transposon, yang ditemukan para peneliti membentuk 45 persen genom manusia. Gen melompat yang telah dihubungkan dengan perkembangan genom pada banyak spesies. Transposon adalah sekuens DNA singkat dengan kapasitas untuk memotong dan menempel atau menyalin dirinya sendiri ke tempat lain dalam genom. 

Baca Juga

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 18 Mei di jurnal BMC Biology, sekuensing genetik telah mengungkapkan bahwa dua spesies gurita, Octopus vulgaris dan Octopus bimaculoides memiliki genom yang diisi dengan transposon.

Dilansir dari Live Science, mayoritas transposon tidak aktif pada manusia dan gurita. Transposon mungkin dimatikan oleh mutasi atau dicegah berkembang biak dengan pertahanan seluler. Namun, ada transposan Long Interspersed Nuclear Elements (LINE) pada manusia yang mungkin masih berfungsi. 

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa meskipun gen lompat LINE dikontrol secara ketat oleh otak, mereka tetap penting untuk pembelajaran dan pembentukan memori di hippocampus. Hippocampus berfungsi mengolah memori, membantu manusia mengenali objek, serta mengingat dan memahami bahasa.

Keluarga transposon LINE ditemukan ketika para peneliti memeriksa dengan cermat gen gurita yang memiliki kekuasaan bebas untuk menyalin dan menempel di mana saja dalam genom. 

Menurut Graziano Fiorito, rekan penulis studi dan ahli biologi di Anton Dohrn Zoological Station (SZAD) di Naples, Italia, komponen ini aktif di lobus vertikal gurita, wilayah otak yang penting untuk belajar dan secara fungsional mirip dengan hippocampus manusia.

Penelitian saat ini mengevaluasi transkripsi ke RNA dan terjemahan ke protein dari satu transposon gurita dan menemukan aktivitas tinggi di daerah otak yang terkait dengan plastisitas perilaku, atau bagaimana makhluk mengubah perilaku mereka dalam menanggapi berbagai rangsangan. 

Meskipun gurita tidak terkait erat dengan makhluk bertulang belakang, gurita menunjukkan fleksibilitas perilaku dan neurologis seperti vertebrata. Penelitian ini menunjukkan bahwa kesamaan mungkin memiliki akar genetik karena "makhluk ini, seperti mamalia, memiliki kemampuan untuk beradaptasi terus menerus dan mengatasi kesulitan," katanya.

Temuan ini menyiratkan bahwa transposon LINE mampu lebih dari sekadar melompat-lompat. LINE juga berhubungan dengan kecerdasan gurita.

Menurut penelitian tersebut, karena manusia dan gurita berbagi gen lompat, mereka dapat menjadi subjek yang cocok untuk studi masa depan tentang kecerdasan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement