REPUBLIKA.CO.ID, CUPERTINO -- Apple akan meluncurkan opsi lockdown untuk iPhone, iPad, dan komputer Mac. Opsi ini yang dimaksudkan untuk melindungi dari spyware yang dilepaskan oleh peretas.
Perlindungan yang diumumkan pada Rabu (6/7/2022) adalah pengakuan diam-diam bahwa bahkan Apple pun tidak mampu melindungi iPhone dan produk lainnya secara memadai dari peretas.
Fitur baru, yang disebut lockdwon mode, awalnya akan ditawarkan sebagai versi uji sehingga peneliti keamanan dapat membantu Apple mengidentifikasi bug atau kelemahan. Apple biasanya merilis pembaruan utama untuk sistem operasi perangkatnya pada akhir September.
Saat ini, mungkin hanya beberapa negara yang mengembangkan alat peretasan ponsel internal. Perusahaan swasta seperti NSO Group Israel telah menjual perangkat lunak peretasan telepon ke lembaga pemerintah di seluruh dunia selama bertahun-tahun.
Masalah hacker-for-hire yang berkembang mendorong Apple untuk mengajukan gugatan federal akhir tahun lalu terhadap NSO Group karena membobol iPhone dan produk Apple lainnya. Dilansir dari Japan Today, Kamis (7/7/2022), dalam pengaduannya, Apple menuduh karyawan NSO Group sebagai “tentara bayaran abad ke-21 yang amoral yang telah menciptakan mesin pengawasan siber yang sangat canggih yang mengundang penyalahgunaan.
NSO, yang telah masuk daftar hitam oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS), telah membantah melakukan kesalahan. NSO mengatakan produknya telah digunakan untuk menggagalkan pelaku kekerasan anak dan teroris.
Berbeda dengan fitur keamanan yang dibangun Apple di sebagian besar perangkat lunaknya, fitur lockdown perusahaan dimaksudkan untuk berfungsi sebagai tombol darurat yang diharapkan Apple hanya akan dibutuhkan oleh sejumlah kecil penggunanya.
Tindakan lockdown ini dianggap sebagai upaya terakhir bagi orang-orang yang menjadi sasaran spyware. Sebab, mengaktifkan lockdown akan menonaktifkan banyak fitur populer, termasuk mengirim lampiran dan tautan dalam teks, serta kemampuan untuk menerima panggilan FaceTime dari nomor baru. Penjelajahan web juga akan dibatasi.
Tetapi Apple percaya lapisan perlindungan ekstra akan berharga bagi para aktivis, jurnalis, dan target serangan peretasan lainnya yang diluncurkan oleh kelompok-kelompok yang didanai dengan baik. Pengguna akan dapat mengaktifkan dan menonaktifkan mode lockdown sesuka hati.
Meningkatnya penggunaan komunikasi terenkripsi melalui aplikasi telepon, seperti WhatsApp dan Signal telah mendorong pemerintah untuk beralih ke vendor spyware komersial untuk mengumpulkan informasi tentang target.
Google dengan platform ponsel Androidnya juga menjadi sasaran vendor spyware komersial. Google juga menawarkan “Advanced Protection Program” yang menggunakan perangkat keras kunci keamanan khusus untuk membuat akun pengguna lebih sulit diretas. Perusahaan mengatakan sangat merekomendasikan program untuk “wartawan, aktivis, eksekutif bisnis, dan orang-orang tertentu.