Jumat 08 Jul 2022 19:44 WIB

FDA Izinkan Apoteker Berikan Resep Pil Covid-19 pada Pasien

FDA memperluas penggunaan obat Covid-19 Pfizer Paxlovid.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
FDA memperluas penggunaan obat Covid-19 Pfizer Paxlovid.
Foto: www.freepik.com
FDA memperluas penggunaan obat Covid-19 Pfizer Paxlovid.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Apoteker di Amerika Serikat (AS) diizinkan meresepkan pil covid-19 kepada pasien di bawah kebijakan baru yang sudah diumumkan. Kebijakan itu dimaksudkan untuk memperluas penggunaan obat Pfizer Paxlovid.

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan apoteker dapat mulai menyaring pasien untuk melihat apakah mereka memenuhi syarat untuk menerima Paxlovid, kemudian meresepkan obat itu. Paxlovid telah terbukti dapat mengekang efek terburuk covid-19. Sebelumnya hanya dokter yang bisa meresepkan obat antivirus itu.

Baca Juga

Pengumuman itu muncul ketika kasus covid-19, rawat inap, dan kematian meningkat lagi di AS, meskipun tetap mendekati level terendah sejak wabah virus corona dimulai pada 2020. Pejabat administrasi dari Presiden AS Joe Biden menyatakan frustrasi karena beberapa ratus orang Amerika meninggal karena covid-19 setiap hari, terlepas dari ketersediaan vaksin dan perawatan.

Pejabat administrasi telah bekerja selama berbulan-bulan untuk meningkatkan akses ke Paxlovid, yang membuka ribuan akses di mana pasien yang dites positif bisa mendapatkan resep untuk Paxlovid. Perubahan FDA akan membuat ribuan apotek memenuhi syarat untuk segera meresepkan dan mengeluarkan pil, yang harus digunakan lebih awal agar efektif.

"Karena Paxlovid harus diminum dalam waktu lima hari setelah gejala dimulai, (maka) mengizinkan apoteker berlisensi negara untuk meresepkan Paxlovid dapat memperluas akses ke pengobatan tepat waktu," kata direktur pusat obat FDA Patrizia Cavazzoni dilansir PSB News Hour, Jumat (8/7/2022).

Namun, penggunaan dapat dibatasi oleh persyaratan dokumen. Pasien diharapkan membawa catatan kesehatan terbaru (termasuk tes darah) dan daftar obat mereka saat ini, sehingga apoteker dapat memeriksa kondisi kesehatan dan obat-obatan yang dapat berinteraksi negatif dengan Paxlovid. Sebagai alternatif, apoteker dapat berkonsultasi dengan dokter pasien itu.

Paxlovid ditujukan untuk orang dengan covid-19 yang cenderung parah. Itu termasuk orang tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung, obesitas, kanker, atau diabetes yang membuat mereka lebih rentan. Ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan masalah ginjal atau hati yang parah.

FDA mengizinkan Paxlovid untuk usia 12 tahun ke atas pada Desember lalu, berdasarkan hasil yang menunjukkan bahwa obat itu mengurangi rawat inap dan kematian hampir 90 persen di antara pasien yang tidak divaksinasi. Obat tersebut menunjukkan hasil yang kurang mengesankan pada pasien yang sudah memiliki perlindungan vaksin. Meski demikian, beberapa dokter melaporkan kasus gejala covid-19 kembali setelah perawatan dengan obat tersebut.

Memperluas program untuk memasukkan apoteker dapat menambahkan ribuan opsi tambahan untuk pasien. Dua rantai toko obat AS terbesar (CVS Health dan Walgreens) menjalankan sekitar 19 ribu lokasi jika digabungkan. CVS Health sudah menyediakan perawatan covid-19 di 1.100 lokasi klinik di dalam toko obat. Menurut Asosiasi Apoteker Komunitas Nasional, ada juga hampir 19.400 apotek independen yang tidak terikat pada rantai besar.

Apoteker Michele Belcher mengatakan dirinya pernah berharap dapat meresepkan pasien pil itu, karena ada kekurangan dokter perawatan primer di lingkungan komunitasnya, yaitu kota kecil di barat daya Oregon, Grants Pass. Belcher mengatakan dia khawatir beberapa orang mungkin mengalami kesulitan mendapatkan janji bertemu dokter untuk resep pil.

Belcher, pemilik Apotek Grants Pass independen, mengatakan dia biasa menguji dan mengobati covid-19 menggunakan obat suntik yang tidak lagi efektif. Apoteknya secara rutin memeriksa interaksi yang berpotensi berbahaya dengan obat lain yang mungkin dikonsumsi pasien.

“Apoteker adalah ahli obat. Itu adalah sesuatu yang kami lakukan setiap hari, sepanjang hari, pastikan tidak ada interaksi dengan obat apa pun,” ujar Belcher.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement