REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pesawat ruang angkasa Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) OSIRIS-REx memiliki misi pada tahun 2020, yaitu terbang ke Bennu. Bennu merupakan sebuah asteroid yang jaraknya sekitar 200 juta mil dari bumi.
Pesawat mempunyai misi untuk mendarat sebentar dan mengumpulkan sampel kecil. Namun, itu gagal setelah mengetahui permukaan Bennu lebih mirip seperti lubang bola besar daripada permukaan padat.
“Pesawat akan tenggelam ke Bennu jika tidak menembakkan pendorongnya untuk mundur segera setelah mengambil debu dan batu dari permukaan asteroid,” kata NASA.
NASA menjelaskan partikel-partikel yang membentuk bagian luar Bennu sangat longgar dan terikat satu sama lain. Ini membuat jika seseorang menginjak Bennu, mereka akan merasakan sedikit hambatan, seolah-olah berjalan ke lubang bola plastik, mirip dengan tempat bermain anak-anak.
Ilmuwan planet di University of Arizona dan penyelidik OSIRIS-Rex Dante Lauretta mengatakan pihaknya memperkirakan permukaan Bennu cukup kaku, seperti menyentuh tumpukan kerikil. Ada sedikit debu yang terbang. Namun, apa yang ditemukannya berbeda.
Permukaannya lunak dan mengalir seperti cairan. “Kami juga tidak tahu banyak tentang jenis asteroid ini,” kata ilmuwan OSIRIS-REx dan direktur penelitian di Center National de la Recherche Scientifique di Observatorium Côte d'Azur di Nice Patrick Michel.
Dilansir Mashable, Senin (11/7/2022), Michel mengaku pihaknya baru tahap awal memahami tentang Bennu karena hasil yang ditemukan sangat berlawanan dari yang mereka perkirakan. Terlepas dari sifat Bennu yang lembut dan halus, itu merupakan salah satu asteroid paling berbahaya yang diketahui saat ini.
Sebab, jika bertabrakan dengan bumi, Bennu akan menyebabkan gangguan di seluruh benua di planet. Untungnya, NASA memperkirakan tabrakan itu sangat kecil kemungkinannya, 1 dari 2.700 antara tahun 2175 dan 2199.