Senin 11 Jul 2022 12:04 WIB

Pesawat NASA Temukan Asteroid Bennu Mirip Lubang Bola Besar

Bennu merupakan sebuah asteroid yang jaraknya sekitar 200 juta mil dari bumi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
 Gambar tak bertanggal yang disediakan oleh NASA ini menunjukkan asteroid Bennu dari pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx. Setelah hampir dua tahun mengitari asteroid kuno, OSIRIS-REx akan mencoba turun ke permukaan berbahaya yang dipenuhi bebatuan dan menyambar segenggam puing pada hari Selasa, 20 Oktober 2020.
Foto: AP/NASA/Goddard/University of Arizo
Gambar tak bertanggal yang disediakan oleh NASA ini menunjukkan asteroid Bennu dari pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx. Setelah hampir dua tahun mengitari asteroid kuno, OSIRIS-REx akan mencoba turun ke permukaan berbahaya yang dipenuhi bebatuan dan menyambar segenggam puing pada hari Selasa, 20 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pesawat ruang angkasa Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) OSIRIS-REx memiliki misi pada tahun 2020, yaitu terbang ke Bennu. Bennu merupakan sebuah asteroid yang jaraknya sekitar 200 juta mil dari bumi.

Pesawat mempunyai misi untuk mendarat sebentar dan mengumpulkan sampel kecil. Namun, itu gagal setelah mengetahui permukaan Bennu lebih mirip seperti lubang bola besar daripada permukaan padat.

Baca Juga

“Pesawat akan tenggelam ke Bennu jika tidak menembakkan pendorongnya untuk mundur segera setelah mengambil debu dan batu dari permukaan asteroid,” kata NASA.

NASA menjelaskan partikel-partikel yang membentuk bagian luar Bennu sangat longgar dan terikat satu sama lain. Ini membuat jika seseorang menginjak Bennu, mereka akan merasakan sedikit hambatan, seolah-olah berjalan ke lubang bola plastik, mirip dengan tempat bermain anak-anak.

Ilmuwan planet di University of Arizona dan penyelidik OSIRIS-Rex Dante Lauretta mengatakan pihaknya memperkirakan permukaan Bennu cukup kaku, seperti menyentuh tumpukan kerikil. Ada sedikit debu yang terbang. Namun, apa yang ditemukannya berbeda.

Permukaannya lunak dan mengalir seperti cairan. “Kami juga tidak tahu banyak tentang jenis asteroid ini,” kata ilmuwan OSIRIS-REx dan direktur penelitian di Center National de la Recherche Scientifique di Observatorium Côte d'Azur di Nice Patrick Michel.

Dilansir Mashable, Senin (11/7/2022), Michel mengaku pihaknya baru tahap awal memahami tentang Bennu karena hasil yang ditemukan sangat berlawanan dari yang mereka perkirakan. Terlepas dari sifat Bennu yang lembut dan halus, itu merupakan salah satu asteroid paling berbahaya yang diketahui saat ini.

Sebab, jika bertabrakan dengan bumi, Bennu akan menyebabkan gangguan di seluruh benua di planet. Untungnya, NASA memperkirakan tabrakan itu sangat kecil kemungkinannya, 1 dari 2.700 antara tahun 2175 dan 2199.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement