REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Badan Bahasa Kemendikbudristek) meluncurkan program pencetakan dan pengiriman buku pengayaan pendukung ke daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) regional empat. Pengiriman buku dalam rangka mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN) itu dilakukan untuk wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, serta Maluku Utara.
"Dalam mewujudkan misi mencerdaskan kehidupan bangsa di seluruh Indonesia, Badan Bahasa berkomitmen untuk memfasilitasi dengan ketersediaan sarana yang ada. Diharapkan buku-buku yang telah dicetak ini dapat sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu, tepat sasaran, dan aman," ujar Sekretaris Badan Bahasa Kemendikbudristek, Hafidz Muksin, dalam siaran pers, Senin (11/7/2022).
Hafidz menambahkan, pihaknya ingin buku-buku tersebut dapat betul-betul dimanfaatkan dengan baik oleh anak didik di daerah-daerah itu. Sehingga, kata dia, nantinya minat baca, nilai kemampuan literasi, serta bahasa mereka dapat meningkat. Dengan demikian diharapkan generasi yang unggul, cerdas, berkarakter, dan sejalan dengan profil pelajar Pancasila dapat terwujud di dalam diri anak-anak.
"Supaya dapat meningkatkan minat baca, nilai kemampuan literasi, serta bahasa guna mencetak generasi yang unggul, cerdas, berkarakter, sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila," kata dia.
Dalam program tersebut, PT Temprina ditunjuk sebagai perusahaan yang mencetak buku. Sedangkan PT Pos Indonesia ditunjuk untuk pendistribusian buku ke daerah 3T. Sebanyak 560 judul, yang terdiri atas 540 judul buku SD dan 20 judul buku PAUD, dikirimkan dari perusahaan percetakan PT Temprina Media Grafika, Gresik, berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia untuk pengiriman ke daerah 3T regional empat.
Total buku yang dikirimkan ke-41 kabupaten/kota regional empat tersebut mencapai 2.574.052 eksemplar untuk buku SD serta 28.660 eksemplar untuk buku PAUD. Seluruh anggaran berasal dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Merujuk pada hasil Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Buku Bermutu bagi Anak yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek pada September 2021 lalu, ada tiga prinsip utama buku bermutu bagi anak. Pertama, buku yang anak benar-benar ingin baca, bukan buku yang orang dewasa pikir anak ingin baca. Kedua, buku yang bervariasi tema dan ceritanya. Ketiga, buku yang sesuai dengan jenjang pembacanya.
"Ketersediaan buku-buku yang sesuai, terutama usia dini dan SD akan membantu meningkatkan minat baca pada anak sejak dini," jelas dia.
Direktur PT Temprina Media Grafika, Libert Hutahaean, menyatakan kesiapannya mendukung misi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui GLN. Dia mengaku pihaknya bangga dalam melayani bangsa bersama Badan Bahasa Kemendikbudrsitek dalam Gerakan Literasi Nasional, maupun pada program-program lain di masa yang akan datang.
Selain melaksanakan program pencetakan dan pengiriman buku pengayaan literasi, Badan Bahasa bekerja sama dengan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), serta organisasi pegiat literasi lainnya untuk melaksanakan program pendampingan pemanfaatan buku pengayaan literasi di sekolah sasaran.
Hal itu dilakukan agar para guru di sekolah yang telah menerima kiriman buku-buku tersebut mampu mengelola dan memanfaatkan secara optimal demi meningkatkan kecakapan literasi peserta didik dalam program yang kreatif, bermakna, dan berkelanjutan.