REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolesterol tinggi yang tak terkendali bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, strok, hingga kematian dini. Beberapa hal tak terduga dalam keseharian ternyata bisa ikut memicu peningkatan kadar kolesterol.
Secara umum, tidak semua kolesterol itu berbahaya. Kolesterol high density lipoprotein (HDL) misalnya, dikenal sebagai kolesterol baik karena bisa membantu tubuh memecah dan mengeliminasi kolesterol "jahat" atau low density lipoprotein (LDL).
Menruut studi dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, kolesteorl HDL juga memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan serta bisa memabntu memberikan perlindungan dari aterosklerosis atau penumpukan plak di arteri.
Seperti diketahui, kadar kolesterol yang tinggi bisa memicu terjadinya aterosklerosis. Seiring waktu, kondisi ini bisa meningkatkan beragam risiko kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung atau strok.
Orang dewasa disarankan memiliki kadar kolesterol total antara 125-200 mg/dL. Selain itu, kadar kolesterol LDL dianjurkan di bawah 100 mg/dL.
Konsumsi lemak jenuh diketahui sebagai salah satu pemicu terjadinya kolesterol tinggi. Namun, lemak jenuh bukan satu-satunya sumber masalah yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol.
Setidaknya ada lima hal lain yang diketahui dapat memicu kolesterol tinggi. Berikut ini adalah kelima hal tersebut, seperti dilansir Health Digest, Rabu (13/7/2022).
Stres Kronis
Studi dalam jurnal Medicine mengungkapkan bahwa stres kronis atau berkepanjangan bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida. Di saat yang bersamaan, kondisi ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol HDL.
Stres yang tak terkelola dengan baik juga dapat mendorong munculnya keinginan untuk menyantap makanan yang memberikan rasa nyaman dan meningkatkan nafsu makan. Sering kali, makanan yang dicari merupakan makanan tak sehat yang bisa meningkatkan kadar kolesterol.
Tak hanya itu, stres kronis bisa mendorong peradangan. Menurut studi dalam Frontiers in Human Neuroscience, kondisi ini dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia.
Konsumsi Obat Tertentu
Sebagian obat memiliki risiko efek samping berupa peningkatan kadar kolesterol. Beberapa jenis obat yang diketahui memiliki risiko efek samping ini adalah steroid, beta blocker, diuretik, dan retinoid. Beberapa jenis pil KB yang mengandung progestin juga dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dan meningkatkan LDL. Obat jenis inhibitor protease, steroid anabolik, imunosupresan, dan hormon pertumbuhan sintetis pun bisa meningkatkan kadar kolesterol menurut sebuah ulasan dalam Endotext.
Masalah Hati
Orang dengan masalah hati, seperti penyakit perlemakan hati non alkoholik (NAFLD), memiliki kecenderungan lebih besar untuk memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Seperti diketahui, NAFLD dan masalah hati lain bisa mempengaruhi fungsi organ tersebut dalam produksi hingga pengelolaan kadar kolesterol di dalam tubuh.
Beberapa masalah hati bisa dicegah dengan memperbaiki pola hidup. Misalnya membatasi konsumsi lemak jenuh, menghindari alkohol, menurunkan berat badan berlebih, dan melakukan aktivitas seksual yang aman. Hal lain yang dapat membantu adalah meningkatkan konsumsi serat dan lemak sehat.