Rabu 13 Jul 2022 16:12 WIB

Hewan Liar Punya Fungsi Tersendiri di Alam, Aktivis: Jangan Merasa Hebat Memeliharanya

Aktivis menyerukan untuk tidak mengambil satwa liar sebagai hewan peliharaan.

Seekor owa berada di dalam kandang, di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Seksi WIlayah II Gorontalo di Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (31/5/2022). Merenggut satwa liar dari habitat alaminya di alam bisa berdampak negatif pada binatang, alam, hingga kehidupan manusia.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Seekor owa berada di dalam kandang, di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Seksi WIlayah II Gorontalo di Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (31/5/2022). Merenggut satwa liar dari habitat alaminya di alam bisa berdampak negatif pada binatang, alam, hingga kehidupan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyayangi satwa liar. Aktivis pembela kesejahteraan hewan Doni Herdaru menyebut itu bisa dilakukan dengan tidak merampas haknya untuk hidup nyaman di habitatnya sendiri, membiarkannya hidup di alam bebas, dan tidak mengurungnya sebagai peliharaan.

"Setiap hewan punya fungsi masing-masing dengan menjaga keseimbangan alam," kata Doni yang juga pendiri yayasan Animal Defenders Indonesia dalam bincang-bincang di Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga

Dengan merenggutnya dari habitat untuk dipelihara di rumah, maka dampak negatif tak cuma dirasakan oleh satwa liar tersebut, apalagi jenis yang dilindungi. Alam pada akhirnya bakal terpengaruh hingga kehidupan manusia pun terimbas.

Doni memberi contoh soal memelihara siamang. Aslinya, siamang di habitatnya di hutan punya peran meregenerasikan hutan dengan memencarkan biji-bijian. Ia mengajak masyarakat dari segala kalangan untuk berhenti memelihara satwa liar yang lebih cocok berada di alam bebas.

"Jangan sampai merasa hebat dan keren kalau memelihara hewan yang tidak dipunyai orang lain," ujar dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement