Kamis 14 Jul 2022 14:57 WIB

TikTok Rencana Luncurkan Fitur Filter Postingan 18+

Content Levels di TikTok akan mengkategorikan video berdasarkan usia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi TikTok.
Foto: www.freepik.com
Aplikasi TikTok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Platform media sosial TikTok pada Rabu mengumumkan rencana untuk meluncurkan fitur sistem peringkat yang bertujuan melindungi pengguna lebih muda dari konten yang tidak pantas. Langkah tersebut dilakukan setelah TikTok mendapat kritik dari anggota parlemen dan advokat Amerika Serikat (AS) atas prevalensi postingan berbahaya di aplikasi.

Sistem peringkat yang dikenal sebagai Content Levels akan mengkategorikan video berdasarkan usia mereka. Sistem ini dapat mencegah pengguna di bawah 18 tahun melihat konten tertentu. Perusahaan mengatakan sistem baru akan diluncurkan dalam beberapa pekan mendatang.

Baca Juga

“Kami ingin memainkan peran positif dalam kehidupan orang-orang yang menggunakan aplikasi kami. Kami berkomitmen untuk mengembangkan lingkungan di mana orang dapat mengekspresikan diri mereka dalam berbagai topik sekaligus melindungi dari pengalaman menonton yang tidak pantas,” kata TikTok, dikutip ABC News, Kamis (14/7/2022).

Pada bulan Februari, Senator Wisconsin Tammy Baldwin dan Senator Minnesota Amy Klobuchar yang berasal dari Partai Demokrat mengirim surat ke TikTok. Mereka mengatakan algoritma aliran video tanpa henti TikTok meningkatkan kemungkinan penemuan konten berbahaya tanpa perlu mencarinya.

Surat itu mengikuti penyelidikan dari The Wall Street Journal pada Desember yang menemukan TikTok memunculkan puluhan ribu video penurunan berat badan ke banyak akun otomatis yang terdaftar sebagai anak berusia 13 tahun dalam beberapa pekan setelah mereka bergabung dengan aplikasi.

Sejak tahun lalu, TikTok telah mencegah pengguna melihat konten yang berfokus pada topik sensitif seperti diet dan kesedihan. “Selain sistem peringkat, perusahaan siap meluncurkan fitur yang akan mengenali dan membatasi topik sensitif agar tidak muncul di umpan pengguna,” ujarnya.

Secara umum, pengawasan atas efek berbahaya dari konten di media sosial, terutama bagi anak muda, telah meningkat sejak kebocoran dari pelapor Frances Haugen tahun lalu yang mengungkapkan studi internal Facebook menunjukkan efek kesehatan mental dari Instagram untuk gadis remaja.

Pada September, Facebook menangguhkan rencana untuk menawarkan versi Instagram untuk anak-anak. Bulan berikutnya, pejabat dari Snapchat, TikTok, dan YouTube memberi tahu anggota parlemen bahwa mereka akan bekerja untuk membantu melindungi pengguna muda dari konten berbahaya di platform mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement