Jumat 15 Jul 2022 03:16 WIB

Demi Kesehatan Mental Pengguna, TikTok Perbarui Rekomendasi Konten di FYP

TikTok memperbarui algoritma konten untuk menjaga kesehatan mental penggunanya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
TikTok memperbarui algoritma konten untuk menjaga kesehatan mental penggunanya. Ilustrasi.
Foto: Pixabay
TikTok memperbarui algoritma konten untuk menjaga kesehatan mental penggunanya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - TikTok memperbarui algoritma konten di platform video singkat tersebut. Pembaruan algoritma dilakukan demi keamanan dan kesehatan mental penggunanya.

"Kami merancang sistem rekomendasi dengan mengutamakan keamanan. Konten yang muncul di laman For You seseorang bisa saja berasal dari kreator yang mereka pilih untuk tidak mengikuti atau mungkin tidak berhubungan dengan kesukaan mereka," kata Kepala Kepercayaan dan Keamanan di TikTok Cormac Keenan dalam siaran pers di blog resmi TikTok, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga

Platform video singkat ini meluncurkan fitur penyaringan (filter) yang bisa membisukan kata atau tanda pagar, konten, dengan kata kunci tersebut tidak akan muncul di laman For You dan Following. Sejumlah konten di media sosial mungkin terlihat biasa saja. Namun, jika ditonton berulang-ulang bisa menimbulkan masalah. Misalnya, konten berisi menu makanan sehat atau kesedihan.

TikTok menilai topik-topik yang berpotensi bermasalah biasanya berkaitan dengan kesejahteraan. Berdasarkan uji coba mereka di Amerika Serikat, TikTok membatasi kemampuan pengguna menonton konten-konten seperti itu. Tidak dijelaskan berapa lama atau berapa konten yang bisa ditonton dalam sehari.

"Kami juga melatih sistem kami supaya mendukung bahasa baru karena kami ingin memperluas uji coba ini ke lebih banyak pasar dalam beberapa bulan ke depan. Tujuan kami adalah laman For You setiap orang memuat konten, kreator, dan topik yang akan mereka sukai," kata Keenan.

TikTok belakangan ini disoroti karena platform ini dianggap berbahaya bagi remaja dan anak-anak. Sejumlah anak, kebanyakan di Amerika Serikat, dilaporkan meninggal setelah mengikuti tantangan yang ada di platform tersebut.

Platform tersebut berupaya membatasi konten yang bisa dilihat pengguna usia remaja, yaitu mengelompokkan konten apakah mengandung tema dewasa. TikTok berencana meluncurkan fitur supaya konten bertema dewasa tidak bisa dilihat pengguna usia 13 sampai 17 tahun.

"Jika kami mendeteksi sebuah video mengandung tema yang dewasa atau rumit, misalnya adegan fiksi yang mungkin terlalu menakutkan atau menegangkan untuk penonton yang lebih muda, ada skor tingkat kedewasaan untuk video tersebut supaya tidak ditonton pengguna usia bawah 18 tahun," kata Keenan. Fitur-fitur tersebut secara bertahap akan digulirkan dalam beberapa bulan ke depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement