Jumat 15 Jul 2022 04:15 WIB

Peluang Transplantasi Organ Babi pada Manusia Semakin Terbuka

Ada kemajuan dalam uji coba transplantasi jantung babi pada orang yang mati otak.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Foto dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) memperlihatkan ahli bedah Muhammad M Mohiuddin MD (tengah) memimpin jalannya operasi transplantasi jantung babi pada pasiennya, David Bennett.
Foto: EPA
Foto dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) memperlihatkan ahli bedah Muhammad M Mohiuddin MD (tengah) memimpin jalannya operasi transplantasi jantung babi pada pasiennya, David Bennett.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebulan terakhir, para peneliti dari New York, Amerika Serikat telah mentransplantasikan jantung babi pada dua orang yang telah mati otak. Ini adalah hal terbaru dalam serangkaian perkembangan upaya panjang demi menyelamatkan nyawa manusia dengan cangkok organ dari hewan suatu hari nanti.

Eksperimen yang diumumkan Selasa (12/7/2022) muncul setelah upaya bersejarah tetapi gagal awal tahun ini untuk menggunakan jantung babi untuk menyelamatkan seorang pria Maryland yang sekarat. Uji coba ini menjadi bentuk latihan sebelum peneliti kembali mencobanya pada orang yang masih hidup.

Baca Juga

"Kami belajar banyak dari pengalaman pertama sehingga yang kedua hasilnya jauh lebih baik, dan kami terkesima ketika jantung babi mulai berdetak pada tubuh manusia," ujar Dr Nader Moazami yang memimpin operasi di NYU Langone Health, seperti dilansir AP, Kamis (13/7/2022).

Kali ini, tim Moazami menirukan cara transplantasi jantung secara rutin dilakukan. Para peneliti dua kali melakukan perjalanan ke fasilitas yang menampung babi yang telah dimodifikasi secara genetik, mengambil jantung yang dibutuhkan, meletakkannya di wadah berpendingin, dan menerbangkannya ratusan mil kembali ke New York.

Mereka menggunakan metode baru khusus untuk mengecek keberadaan virus binatang yang mengkhawatirkan sebelum mencangkokkan jantung babi itu kepada dua orang yang mati otak. Para penerima donor ialah seorang veteran perang Vietnam dari Pennsylvania yang punya riwayat panjang penyakit jantung dan seorang perempuan New York yang sebelumnya pernah mendapat manfaat dari transplantasi.

Berikutnya, peneliti berhadapan dengan tiga hari pengujian yang lebih intens daripada yang dapat ditoleransi oleh pasien yang masih hidup. Biopsi organ berkali-kali dilakukan sebelum dokter memutuskan alat bantu hidup penerima cangkok jantung babi tersebut.

Food and Drug Administration (FDA) kini sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengizinkan sejumlah kecil orang Amerika yang membutuhkan organ baru, baik dari jantung atau ginjal babi, untuk menjadi sukarelawan studi yang ketat ini.

NYU Langone adalah salah satu dari tiga pusat transplantasi yang merencanakan uji coba. Para peneliti NYU Langone sudah dijadwalkan untuk bertemu FDA pada Agustus untuk membahas persyaratan uji coba.

"Pengujian pada orang yang telah meninggal dapat membantu menyempurnakan bagaimana percobaan pertama pada makhluk hidup dirancang, menjadi batu loncatan penelitian," jelas dr David Klassen dari United Network for Organ Sharing yang mengawasi sistem transplantasi organ nasional.

Transplantasi hewan ke manusia alias xenotransplantasi telah dicoba selama beberapa dekade tanpa hasil. Tantangan utamanya ialah sistem kekebalan manusia menyerang jaringan asing hampir seketika.

Kini, babi dimodifikasi secara genetik sehingga organ mereka lebih mirip manusia. Pendekatan itu meningkatkan harapan bahwa suatu hari mereka dapat membantu mengisi kekurangan organ yang disumbangkan.

Lebih dari 100 ribu orang di AS berada dalam daftar tunggu nasional untuk transplantasi. Kebanyakan dari mereka adalah pasien ginjal, dan ribuan dari mereka meninggal setiap tahun sebelum gilirannya tiba untuk mendapatkan donor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement