REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah bagian utara Pakistan berada dalam bahaya akibat mencairnya gletser. Banjir melanda pada bulan Mei 2022. Sementara gelombang panas mencengkeram Asia Selatan.
Banjir ketika itu meruntuhkan jembatan bersejarah Pakistan di Hassanabad. Jembatan roboh diterjang banjir dari gletser yang mencair sebagai dampak gelombang panas parah di wilayahnya dan India.
Dibandingkan dengan negara-negara lain di Bumi di luar wilayah kutub, Pakistan memiliki lebih dari 7.000 gletser. Ribuan danau glasial sedang terbentuk sebagai akibat dari pencairan gletser dengan cepat karena meningkatnya suhu global terkait dengan perubahan iklim.
Pemerintah Pakistan melaporkan awal pekan ini bahwa setidaknya 16 banjir semburan danau glasial yang terkait dengan gelombang panas telah terjadi tahun ini, dibandingkan dengan rata-rata lima atau enam setiap tahun.
Bencana semacam itu membuat kota-kota hancur, membuat pemulihan sulit bagi mereka yang terkena dampak.
Tidak ada cara untuk bergerak
Menurut Indeks Risiko Iklim Global yang dibuat oleh LSM lingkungan Germanwatch, Pakistan adalah negara ketujuh yang paling rentan di dunia terhadap cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Gelombang panas terjadi lebih awal, lebih panas, dan lebih sering di seluruh negeri. Tahun ini, suhu sudah mencapai 50 derajat Celcius.
Banjir dan kekeringan baru-baru ini telah menyebabkan ribuan orang kehilangan nyawa, kehilangan tempat tinggal, kehilangan mata pencaharian, dan menderita kerusakan infrastruktur.