REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Anggota Komisi X DPR RI Sodik Mujahid mengaku terkejut saat mengunjungi Taman Wisata Sejarah di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Lantaran tidak adanya penjelasan berupa master plan maupun Detail Engineering Design (DED) Taman Wisata Sejarah.
Ia meminta pihak terkait untuk menampilkan master plan pembangunan tersebut. "Jadi kami tadi kaget ketika berkunjung ke taman wisata yang rencananya adalah taman sejarah ya. Kenapa kami kaget, karena tidak ada penjelasan bahwa itu baru rencana, yang ternyata anggarannya pun baru 10 persen," katanya.
"Saya sampaikan tadi kepada Kepala Dinas tolong itu ditampilkan dengan sangat baik, karena ini baru rencana. Baru rencana kami paham bagaimana keadaannya," katanya usai meninjau Taman Wisata Sejarah, di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (15/7/2022).
Lebih lanjut, Sodik menilai kawasan yang dibangun menjadi Taman Wisata Sejarah Salatiga secara prospeknya cukup bagus. Mengingat kondisi lahan yang cukup luas dan dilengkapi taman-taman di belakangnya. Ia optimistis ke depannya pembangunan pariwisata ini akan cukup prospektif. Hanya saja ia menekankan agar dinas menyertakan master plan dan DED-nya.
"Kami minta bagaimana master plan-nya bahkan dengan DED-nya. Jika master plan dan DED-nya bagus, maka insha Allah akan ada prospek. Dan saya juga tadi mendorong agar selain mengandalkan dana pemerintah pusat adalah dana kemitraan dengan swasta, yang kami minta tadi kemitraan dengan swasta serta master plan dan DED yang lengkap serta penampilan yang komunikatif sehingga orang mau untuk investasi di tempat itu," ujarnya.
Sementara Anggota Komisi X DPR RI Fahmi Alaydroes mengatakan memang Kota Salatiga belum memiliki destinasi pariwisata yang memadai, sehingga Pemerintah Kota Salatiga bertekad membuat taman wisata sejarah ini. Ia mengapresiasi usaha dan upaya Pemkot Salatiga tersebut. Mengingat pembangunan taman wisata sejarah, apalagi sejarah militer, dapat menjadi destinasi pariwisata yang edukatif bagi anak dengan mengenalkan kepada anak-anak bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.
"Karena wisata sejarah apalagi berbasis militer ini akan memberikan edukasi luar biasa buat anak-anak kita, buat generasi kita bahwa kita ini adalah bangsa pejuang. Kita ini bangsa yang sangat luar biasa struggle menghadapi berbagai macam tantangan," katanya.
"Ini harus diungkap baik dalam pelajaran di kurikulum maupun di situs-situs sejarah. Hanya memang baru 10 persen pembangunannya, masih panjang, perlu dukungan dari berbagai pihak. Menurut saya agar rancangan di situ sejarah berbasis militer ini dapat terwujud dan menjadi salah satu destinasi menarik di kota Salatiga, insha Allah," ucapnya.