Selasa 19 Jul 2022 01:04 WIB

RS di Selangor Gunakan Robot untuk Operasi Penggantian Sendi

Sistem robot tersebut bekerja dengan cara serupa GPS.

Sistem Robotik, Ilustrasi
Foto: AP Photo
Sistem Robotik, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebuah rumah sakit di Selangor, Malaysia, menggunakan dua sistem robot untuk membantu melakukan operasi penggantian sendi pada pasien. Sistem robot tersebut bekerja dengan cara serupa seperti global positioning system (GPS) pada kendaraan.

Sistem robot mampu memberikan model tiga dimensi (3D) hasil pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) pada pasien. Dengan begitu, bisa memudahkan ahli bedah merencanakan prosedur sebelum operasi dan menentukan ukuran implan yang akurat.

Baca Juga

Konsultan Ahli Bedah Ortopedi dan Artroplasti Sunway Medical Center Dr Chua Hwa Sen mengatakan dengan teknologi itu mereka dapat memastikan penempatan implan yang lebih akurat dan melakukan operasi yang sukses dengan efek invasif yang minimal. Teknologi itu juga memungkinkan pasien mengalami lebih sedikit rasa sakit setelah operasi dan dapat pulih lebih cepat.

Menurut Dr Chua, pasien pertama penggantian pinggul bilateral dengan bantuan robot kini dapat bergerak dengan nyaman dan lebih sering, tanpa harus selalu bergantung pada anggota keluarga.

"Yang terpenting, dia tidak lagi mengalami rasa sakit dan tekanan pada persendiannya setelah berjalan jauh atau naik mobil," katanya.

Teknologi cerdas dan adaptif itu, menurut Ahli Bedah Ortopedi, Antroplasti dan Trauma Sunway Medical Center Dr Shail Suresh, memungkinkan untuk mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi. Teknologi bisa mengurangi ketidaksejajaran dalam operasi artroplasti lutut yang komprehensif jika dibandingkan dengan prosedur konvensional.

Pada dasarnya, tujuan operasi penggantian sendi komprehensif dengan bantuan robotika adalah mengurangi rasa sakit pasien. Di antara manfaat yang dapat dilihat pada pasien selama masa pemulihan adalah jaringan parut yang berkurang, kehilangan darah yang minimal, dan pasien dapat kembali lebih cepat melakukan aktivitas sehari-hari.

Jika dibandingkan dengan operasi konvensional minimal invasif, mayoritas responden menyatakan bahwa mereka menganggap operasi dengan bantuan robot lebih aman. pasien merasa lebih efisien, tidak terlalu menyakitkan, dan memberikan hasil yang lebih baik setelah operasi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement