REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ghana, sebuah negara di Afrika Barat, telah mengkonfirmasi kasus virus Marburg yang sangat menular, menjadi wabah di sana. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Marburg, merupakan penyakit mirip Ebola yang langka.
WHO mengumumkan bahwa dua orang yang tidak terkait dari wilayah Ashanti Selatan meninggal setelah dinyatakan positif terkena virus Marburg. Penyakit ini dikonfirmasi melalui tes laboratorium dari pusat medis di Ghana.
Pasien pertama, laki-laki (26 tahun) meninggal pada 27 Juni setelah memeriksakan diri sehari sebelumnya. Pasien kedua, laki-laki (51 tahun), masuk rumah sakit pada 28 Juni dan dilaporkan meninggal di hari yang sama.
"Otoritas kesehatan telah merespons dengan cepat, bersiap untuk kemungkinan wabah," kata Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, seperti dikutip dari laman People, Rabu (20/7/2022).
Menurut Dr Moeti, tanpa tindakan segera dan tegas, Marburg dapat dengan mudah lepas kendali. Setelah wabah diumumkan, pemerintah setempat juga mengumpulkan lebih banyak sumber daya sebagai tanggapan.
Marburg biasanya tidak muncul di AS, tetapi pejabat kesehatan mengingatkan bahwa perjalanan internasional dapat menyebabkan wabah tambahan. Berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang virus langka tersebut.
Apa itu virus Marburg?
Penyakit virus Marburg, sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Marburg, pertama kali diidentifikasi pada 1967 setelah dua wabah besar yang secara bersamaan terjadi di Marburg dan Frankfurt di Jerman, kemudian di Beograd, Serbia. Virus yang berasal dari kelelawar buah ini biasanya muncul dalam wabah sporadis di seluruh Afrika, seperti Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.
Marburg secara klinis mirip dengan virus Ebola karena keduanya adalah anggota keluarga Filoviridae dan dapat menyebabkan wabah dengan tingkat kematian yang tinggi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tingkat fatalitas kasus untuk Marburg berkisar antara 23-90 persen.
Apa saja gejalanya?
Menurut WHO, gejala virus Marburg dapat menyerang secara 'tiba-tiba'. Pasien dapat mengalami demam tinggi, sakit kepala parah dan malaise parah sampai nyeri otot. Pada hari ketiga, pasien dapat mulai mengalami diare, dapat bertahan selama sepekan. Kemudian sakit perut dan kram, mual hingga muntah.
"Penampilan pasien pada fase ini telah digambarkan menunjukkan fitur 'seperti hantu', mata cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem," kata WHO.
Gejala biasanya terlihat antara dua hingga 21 hari setelah infeksi.