REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk makanan dan minuman tertentu dipercaya bisa membantu menurunkan lonjakan gula darah. Dilansir laman Express, Kamis (21/7/2022), minuman hangat berupa teh jahe telah terbukti sangat manjur dalam proses ini, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Jahe paling sering digunakan sebagai bahan masakan Asia Tenggara dan India. Rimpang pedas ini secara tradisional telah digunakan selama berabad-abad.
Anda bisa mengonsumsi jahe segar, kering, atau bubuk sebagai teh, bumbu masak, atau sebagai suplemen. Berdasarkan penelitian, teh jahe dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan dalam hitungan jam.
Untuk menguji khasiat jahe pada kadar gula darah, peneliti memakai lima uji klinis acak (RCT) yang diidentifikasi dan dimasukkan dalam meta-analisis. RCT adalah studi prospektif yang mengukur efektivitas intervensi atau pengobatan baru.
Meskipun tidak ada penelitian yang mungkin membuktikan kausalitas tunggalnya, pengacakan mengurangi bias dan menyediakan alat yang ketat untuk memeriksa hubungan sebab-akibat antara intervensi dan hasil. Empat dari RCT dianggap berkualitas tinggi dan berlangsung selama lebih dari berminggu-minggu, satu hanya bertahan selama 30 hari dan dianggap berkualitas rendah.
Untuk mengukur dampak pada kadar gula darah rata-rata, para peneliti memberikan perhatian khusus pada dampak pada glukosa darah puasa dan HbA1c dalam penelitian. Glukosa darah puasa mengukur kadar gula darah rata-rata setelah puasa delapan jam dan HbA1c mengukur gula darah selama dua hingga tiga bulan.
Jadi, apa yang peneliti temukan?
Suplementasi jahe secara signifikan menurunkan konsentrasi glukosa darah puasa dan kadar HbA1c. Suplemen rimpang jahe secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah dan HbA1c, menurut penelitian tersebut.
Bila dikombinasikan dengan intervensi diet dan gaya hidup, jahe mungkin merupakan intervensi yang efektif untuk mengelola diabetes mellitus tipe 2. Perlu dicatat bahwa penelitian lain tidak menemukan hubungan ini sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum kesimpulan dapat ditarik.
Sebagai contoh, para peneliti dalam analisis dari delapan percobaan acak yang diterbitkan dalam jurnal Medicine menemukan perbedaan tidak signifikan dalam glukosa darah puasa setelah konsumsi jahe. Namun, mereka menemukan jahe diet secara signifikan meningkatkan HbA1c, menunjukkan obat alami ini mungkin berdampak pada kontrol glukosa dalam jangka waktu yang lebih lama pada pasien dengan diabetes tipe 2.