Sabtu 23 Jul 2022 19:12 WIB

Cara Mudah Ngatur Uang Istri yang Pemasukannya Hanya dari Suami

Ada tiga hal yang perlu dilakukan istri yang pemasukannya hanya dari suami.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Cara mengatur uang bagi istri yang pemasukannya hanya dari suami. (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Cara mengatur uang bagi istri yang pemasukannya hanya dari suami. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebagian ibu rumah tangga hanya bertumpu pada penghasilan dari suami untuk membiayai kebutuhan rumah tangga. Untuk itu, ibu rumah tangga yang tidak memiliki pos pemasukan lain selain dari suami dinilai harus mengatur keuangan dengan cermat.

Islamic financial planner Dewi RD Amelka mengatakan, ada tiga hal yang perlu Anda lakukan sebagai ibu rumah tangga jika hanya mengandalkan penghasilan dari suami. Pertama, komunikasikan terlebih dulu dengan suami. Sebab, setiap keluarga, mempunyai kondisi pembagian nafkah yang berbeda.

Baca Juga

"Ada suami yang memberikan 100 persen gajinya ke istri untuk diatur. Ada yang memberikan 70 persen untuk kebutuhan rumah. Ada juga yang 50 persen dipegang suami untuk bayar cicilan. Nah, kalo seperti ini, komunikasikan dengan suami. Pastikan uangnya untuk bayar apa saja," kata Dewi dalam acara Semakin Jago Kelola Keuangan Secara Syariah yang diadakan oleh Bank Jago di Makassar, Sabtu (23/7/2022).

Setelah uangnya sudah diketahui untuk apa saja, bujetkan itu. Misalnya, untuk makan, anak sekolah, listrik, dan kebutuhan lain. Jangan lupa, ibu rumah tangga juga bisa menyimpan penghasilan suami untuk diri sendiri. Misal, untuk self reward.

"Pekerjaan ibu rumah tangga lebih capek dan lebih lama dibandingkan yang lain karena harus diurus semuanya. "Jadi, sah saja kalau kita sebagai ibu rumah tangga mau self reward," ujarnya.

Namun, Dewi mengatakan, untuk self reward perlu ada self control. Contohnya sisihkan lima persen dari penghasilan.

Tips terakhir adalah jangan lupa membahas impian ke depan bersama suami. Jangan sampai ada miskomunikasi yang akan menimbulkan masalah baru, seperti tidak ada uang untuk hal penting atau uang sekolah anak.

Dia menyebut, harus ada dua kepala yang menjadi satu tujuan. Diskusikan impian-impian ke depan bersama suami. "Misal, mau naik haji. Ini berarti harus nabung per bulan berapa. Yang jelas harus diskusi bersama suami supaya satu tujuan. Setelah diskusi, rencanakan bersama dan actionnya seperti apa," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement