Selasa 26 Jul 2022 12:35 WIB

LPPM Unas Gelar Konferensi Internasional Pertama Natural Products dan Chronic Diseases

Ini merupakan kerja sama Unas dengan Universitas Pancasila dan The State University

Foto bersama dalam acara International Conference On Natural Products And Chronic Diseases 2022 di Gedung Auditorium Universitas Nasional, Rabu, 6 Juni 2022.
Foto: UNAS
Foto bersama dalam acara International Conference On Natural Products And Chronic Diseases 2022 di Gedung Auditorium Universitas Nasional, Rabu, 6 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional (Unas) menggelar konferensi internasional pertama pada tahun 2022. Kegiatan ini mengusung judul ''International Conference on Natural Products and Chronic Diseases 2022'', yang dihelat secara daring dan luring di Auditorium Cyber Library Unas, Rabu (6/7/2022) lalu.

Kepala LPPM Unas, Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si. mengatakan, konferensi ini bertujuan untuk mempertemukan para akademisi dan peneliti untuk bertukar pikiran serta berbagi pengalaman mengenai hasil penelitian tentang aspek produk alami dan penyakit kronis. “Forum ini diikuti oleh akademisi dan peneliti untuk mempresentasikan dan mendiskusikan mengenai inovasi, tren, serta kekhawatiran yang dihadapi maupun solusinya di bidang produk alami dan penyakit kronis. Adapun tema yang diusung ialah Natural Products for Quality of Life, Good Health, and Well-being,” ujar Nonon, seperti dalam siaran persnya.

Nonon menambahkan, konferensi ini merupakan kerja sama antara Unas dengan Universitas Pancasila, dan Center for Botanicals and Chronic Diseases (CBCD) School of Environmental and Biological Sciences, Rutgers, The State University of New Jersey. Konferensi ini juga diakhiri dengan sesi pararel yang diisi dengan presentasi dari para peneliti.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM Unas, Prof. Dr. Drs. Eko Sugiyanto, M.Si. menuturkan bahwa kerja sama ini merupakan bukti kepedulian Unas yang berkolaborasi dengan Universitas Pancasila serta CBCD Rutgers University mengenai natural products and chronic diseases.

“Kami berharap keseriusan ini dapat berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya dan bisa menghasilakan publikasi-publikasi yang bermanfaat mengenai natural products dan chronic diseases yang belum diketahui oleh publik,” tuturnya.

Wakil Rektor melanjutkan, konferensi ini membahas presentasi mengenai topik-topik mengenai eksplorasi tanaman obat, obat berbasis produk alami, penyakit kronis, konservasi sumber daya alam, serta topik lainnya yang terkait dengan tanaman atau penyakit kronis.

Professor Departement of Plant Biology School of Environmental and Biological Sciences, Rutgers University Prof. Dr. Ilya Raskin menuturkan, kolaborasi Rutgers University dengan Unas diinisiasi untuk berbagi wawasan dan mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai tumbuhan bagi kesehatan.

“Ini merupakan kesempatan yang baik bagi saya khususnya Rutgers University untuk bisa melakukan kolaborasi dengan kampus Unas yang memiliki peneliti dengan karya-karya terbaiknya. Semoga kolaborasi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua,” ujarnya. Hadir sebagai keynote speaker, Raskin juga menjelaskan penelitiannya mengenai ''The Future of Research in Botanical Medicines''.

Kegiatan ini didukung serta didanai oleh Asia Pasific Network (APN) for Global Change Research dan NIH-Fogarty International Center.

 

photo
Organizing Committee Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si. (kanan) memberikan cinderamata kepada narasumber/ Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja sama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. (kiri). - (UNAS)

Kenalkan Metode GIBEX

LPPM Unas bersama CBCD Rutgers University telah melakukan workshop di Kampung Citalahab Sentral yang berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, pada 2 hingga 4 Juli 2022. Dalam kegiatan ini, Raskin mengenalkan metode Gibex untuk mempermudah para peneliti dalam melakukan penelitian tanaman obat. Menurutnya, Indonesia merupakan negara megabiodiversitas dan memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman obat.

“Kita bisa menggunakan metode Gibex untuk membantu para peneliti Indonesia. Ini merupakan metode yang dapat mempermudah peneliti untuk melakukan penelitiannya tanpa merusak lingkungan, sehingga bisa mengembangkan tanaman obat di Indonesia,” katanya.

Director of Center for Medicinal Plants Research Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. mengatakan, para peserta workshop yang berasal dari Unas, Universitas Pancasila, dan Universitas Sriwijaya itu di training untuk bisa menggunakan metode Gibex ketika melakukan penelitian, guna mendeteksi komponen-komponen apa saja yang terdapat di dalamnya.

“Dengan metode Gibex ini kami mencoba menganalisis daya ketahanan, daya antimikroba bakteri, antioksidan, dan antijamur pada tumbuhan secara cepat. Seluruh pengambilan contoh tumbuhan berfokus di area kampung Citalahab Sentral,” kata Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Kerjasama Unas itu.

Sebagai mentor dalam menganalisa antibakteri dan antioksidan, Sarah Skubel, Ph.D. menjelaskan, setelah melakukan pencarian contoh dan mengoleksi tumbuhan, contoh diambil ekstraknya dan dihancurkan dengan menggunakan alat dremel.

“Ekstrak tersebut ditambahkan cairan tertentu untuk mengetahui tanaman tersebut apakah memiliki antibakteri, antioksidan, maupun antijamur. Kita harus menunggu di hari berikutnya untuk melihat antibakterinya,” papar Sarah yang juga didampingi oleh peneliti Rutgers University, Isabel Armas, Antonia Kaz, dan Prof. Dr. Vyacheslav (Slavik) Dushenkov.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement