REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bagian dari penelitian University of Surrey membuat peta antigen dari varian terbaru dari virus penyebab Covid-19. Peta ini memungkinkan tim untuk mengidentifikasi dan mengukur dampak setiap varian SARS-CoV-2 pada sistem kekebalan tubuh.
Hasil penelitian memang menunjukkan bahwa kekebalan menurun 20 pekan setelah vaksinasi. Namun, vaksin booster ketiga dari Pfizer-BioNTech membantu sistem kekebalan untuk mengidentifikasi dan menetralisir 20 varian yang berbeda.
Dr Daniel Horton, rekan penulis dan pembaca studi sekaligus pakar virologi veteriner di University of Surrey, menjelaskan munculnya Covid-19, disrupsi yang ditimbulkannya, dan dampak mematikannya pada kehidupan sehari-hari menunjukkan betapa pentingnya bagi komunitas ilmiah untuk bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengarakterisasi penyakit menular dengan cepat.
Horton menjelaskan, ontribusi University of Surrey untuk penelitian ini melalui pemetaan berbagai varian itu merupakan bagian dari upaya kolaboratif 90 juta pound (sekitar Rp 1,3 triliun) untuk mengatasi penyakit zoonosis di Eropa.
"Ini mencerminkan fokus kami untuk memahami hubungan tak terpisahkan antara kesehatan hewan, manusia, dan tentunya planet yang kita tinggali bersama," ujar Horton, seperti dilansir dari laman Express, Selasa (26/7/2022).