REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur jenderal badan antariksa Rusia Roscosmos yang baru diangkat Yuri Borisov mengumumkan pada Selasa (26/7/2022), negaranya berencana untuk menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah 2024. Direktur ISS NASA Robyn Gatens mengatakan, Rusia belum secara resmi menyampaikan niat untuk mengakhiri kemitraan yang telah berusia dua dekade dengan Amerika Serikat (AS).
"Tentu saja, kami akan memenuhi semua kewajiban kami kepada mitra kami, tetapi keputusan tentang penarikan dari stasiun setelah 2024 telah dibuat," kata Borisov kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Gatens mengatakan, rekan-rekan dari Rusia belum mengomunikasikan niat seperti yang dipersyaratkan oleh perjanjian antar pemerintah pada platform penelitian yang mengorbit. "Belum ada yang resmi. Kami belum mendapatkan sesuatu yang resmi," katanya dalam sebuah wawancara pada konferensi ISS di Washington.
Administrator NASA Bill Nelson mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmen AS untuk menjaga ISS tetap beroperasi hingga 2030. Dia menegaskan badan antariksa itu berkoordinasi dengan mitra yang ada.
"NASA belum mengetahui keputusan dari salah satu mitra kami, meskipun kami terus membangun kemampuan masa depan untuk memastikan kehadiran utama kami di orbit rendah Bumi," katanya.
Diluncurkan pada 1998, ISS terus berjalan sejak November 2000 di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Rusia yang juga mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa. NASA dan Roscosmos telah melakukan pembicaraan untuk memperpanjang partisipasi ISS Rusia hingga 2030. Gedung Putih tahun ini menyetujui rencana NASA untuk terus menjalankan ISS hingga saat itu.