REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang dokter anak berbagi hal yang harus dilakukan dan tidak untuk melatih anak berani dengan jarum suntik. Ketika anak takut dengan jarum suntik, maka akan sulit mengajak anak untuk ke dokter dalam kondisi tertentu dan bisa alami stres.
Jika anak merasa cemas dalam situasi ini, hiburlah dan beritahu bahwa mereka tidak sendirian. Sebuah studi meta-analisis 2019 memaparkan tentang topik itu dan menemukan bahwa mayoritas anak kecil takut jarum. Ketakutan itu bisa berkisar dari kegelisahan ringan hingga kepanikan penuh.
Pada sebagian besar waktu, perasaan ini dapat dikelola dengan alat sederhana dan dukungan dari orang tua. Namun, jika anak mengalami kecemasan ekstrem ketika hendak vaksinasi, maka perlu bekerja sama dengan seorang profesional.
Mengurangi kecemasan pada jarum suntik penting untuk kesejahteraan anak, tetapi mungkin juga memiliki implikasi kesehatan masyarakat dalam lingkup yang lebih besar. Para peneliti telah menemukan hubungan antara fobia jarum dan keraguan terhadap vaksin Covid-19.
“Jadi menghilangkan ketakutan ini sejak dini bisa menjadi salah satu jalan menuju penerimaan vaksin jangka panjang,” tulis seorang dokter anak di Overland Park, Kansas, Dr Natasha Burgert, dilansir dari Huff Post, Rabu (27/7/2022).
Beberapa para profesional medis membagikan saran mereka tentang cara mendukung anak yang takut jarum suntik. Ini beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak tidak takut jarum suntik.
1. Jangan sebut ‘suntik’ sebagai permulaan
Kata-kata seperti ‘suntik’, ‘aduh’, atau ‘menusuk’, semuanya memiliki konotasi negatif yang menyiratkan rasa sakit. Sebaliknya, sebut dengan imunisasi, vaksin, atau obat-obatan, karena ini terasa lebih medis dan mendorong pikiran bahwa tenaga medis melakukan ini untuk kesehatan.
Mintalah anak memberikan foto saat sedang bersama benda kesayangannya, saat berada di rumah dalam lingkungan yang nyaman dan bebas stres. Atau dapat mencoba membacakan buku anak-anak tentang masalah ini, untuk membantu mempersiapkan mereka sebelum janji temu.
2. Coba cek perasaan anak
Hindari meminimalkan ketakutan mereka dengan mengatakan hal-hal seperti ‘Tidak seburuk itu kok’, ‘Habiskan saja’, atau ‘Jangan khawatir’, yang semuanya dapat membuat anak-anak merasa tidak didengar.
Alih-alih memberi tahu anak bahwa mereka baik-baik saja, katakan sesuatu seperti ‘Mama/papa tahu kamu takut dan tidak apa-apa karena terkadang mama/papa juga takut. Tetapi mama/papa akan berada di sini bersamamu untuk menghiburmu’,” kata seorang praktisi perawat anak di National Jewish Health, Denver, Karen L Gentile.
3. Tidak perlu meminta maaf
Mengatakan ‘maaf’ ketika anak harus divaksin tampaknya merupakan hal yang penuh kasih untuk dilakukan, tetapi itu mengirimkan pesan yang salah.
“Permintaan maaf terjadi setelah orang tua melakukan kesalahan, tetapi mengambil langkah untuk melindungi kesehatan anak itu tidak salah,” kata Spesialis Anak dan Direktur Medis MedStar Franklin Square Pediatrics di Baltimore, Tia Ragland Medley.
Ia juga menyarankan orang tua untuk menghindari memanggil perawat atau siapa pun yang memberikan suntikan sebagai ‘orang jahat’ atau menyebut mereka dalam sebutan negatif.
4. Bawa beberapa barang favorit anak
Membawa barang kesayangan seperti mainan, boneka binatang, atau selimut, dapat memberikan kenyamanan yang baik. “Mereka dapat memeluk mainan mereka, berpaling dari jarum dan membaca buku mereka atau menonton acara TV atau video musik favorit mereka,” kata Medley.
Waktu layar dan musik juga bisa menjadi pengalih perhatian yang baik untuk anak-anak yang berusia lebih besar. Orang tua juga dapat mencoba berbicara dengan anak atau melakukan beberapa latihan pernapasan dalam.