REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi tuan rumah lokakarya pokja infrastruktur dan lingkungan kampus. Bertajuk 'Kampus Hijau Sebagai Implementasi Lingkungan Berkelanjutan, acara dihadiri delegasi PTN dan PTN berbagai penjuru Indonesia.
Pemateri ada Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan UII Ilya Fadjar Maharika, Pengelola Fasilitas Kampus (PFK) Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII, Danang Adi Kresnata dan Sekretaris Green and Sustainability Universitas Telkom, Aris Hartaman.
Hadir secara luring Rektor UII, Prof Fathul Wahid. Sedangkan, Koordinator UI GreenMetric World University Rankings Indonesia, Prof Ambariyanto dan Ketua UI GreenMetric World University Rankings, Prof Riri Fitri Sari hadir secara daring.
Isu seputar lingkungan hidup merupakan salah satu topik yang akan terus hangat dibahas dan dikaji. Selain karena terkait langsung kehidupan sehari-hari, dewasa ini isu lingkungan hidup memiliki kaitan yang sangat erat dengan ancaman krisis.
Untuk itu, perguruan-perguruan tinggi di Indonesia sudah seharusnya mengambil peranan dalam rangka memajukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pemeliharaan lingkungan hidup. Salah satunya dapat dilakukan melalui program kampus hijau.
Dalam sambutannya, Prof Fathul menyampaikan refleksi sederhana tentang konsep kampus hijau. Ada dua kemungkinan pemahaman yang dimiliki orang-orang atas konsep ini. Pertama, kampus hijau hanya dibingkai menjadi semacam jargon.
"Kedua, kampus hijau dijadikan basis pikiran membangun budaya hijau," kata Fathul di Gedung Kuliah Umum Prof Sardjito, Kampus Terpadu UII, Rabu (27/7/2022).
Jika berpatokan poin pertama, maka horizon tentang kampus hijau akan menyempit, terkungkung suara publik, pemeringkatan dan lain-lain. Namun, jika berpatokan nilai kedua, maka horizon akan meluas yang membuat kita tidak mudah terjebak.
"Green Campus atau dengan label-label yang serupa harus memastikan anggota organisasinya nyaman bekerja. Ini juga penting dalam menjadi kampus hijau, termasuk juga aspek-aspek kesejahteraan yang lain," ujar Fathul.
Senada, Prof Ambariyanto turut menekankan keasrian dan kenyamanan lingkungan kampus sebagai salah satu daya Tarik di mata masyarakat umum, terutama calon mahasiswa. Ia mengingatkan, persoalan lingkungan hidup memang sangat kompleks.
Kemudian, multidimensi dan memiliki level-level beragam. Keasrian lingkungan kampus tentu berada dalam level yang cukup kecil, namun memiliki dampak yang sangat besar. Karenanya, ia berharap, lokakarya ini bisa jadi wadah diskusi.
"Dengan adanya lokakarya ini dapat menjadi forum diskusi yang hasilnya dapat diimplementasikan di kampus masing-masing," kata Ambariyanto.
Pada kesempatan itu, Prof Riri mengenalkan lebih jauh GreenMetric, termasuk soal tujuan pendirian lembaga dan rekam jejak kegiatan yang telah diadakan. Beberapa waktu mendatang, UI GreenMetric memiliki sederet agenda di negara-negara besar.
"Koordinasi antara kampus-kampus yang ada di Indonesia sendiri sudah sangat baik, sehingga kita bisa lebih siap membawa budaya hijau kita ke dalam cakupan yang lebih luas lagi," ujar Riri.