REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkompeten dan mampu berdaya saing luas, Program Studi (Prodi) Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan benchmark kurikulum internasional dengan University of Adelaide, Australia pada Selasa (26/7/2022). Agenda ini juga menjadi langkah awal kerja sama dengan universitas terkait.
Menurut Indah Prihartini selaku koordinator, benchmark secara internasional memang diperlukan. Dengan hadirnya Animal and Veterinary Sciences University of Adelaide, diharapkan bisa memberikan insight baru. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan credit transfer dalam upaya rekognisi internasional.
Indah menjelaskan bahwa Prodi Peternakan UMM senantiasa berinovasi. Salah satunya program Kelas Profesional Unggas (KPU) yang telah didirikan sejak 2017. Program tersebut merupakan bagian dari Center of Excellence (CoE) dan telah melahirkan tiga angkatan.
Keberhasilan dalam mengelola KPU kemudian membuat prodi Peternakan UMM percaya diri untuk membuat program Kelas Profesional Ruminansia pada 2021. Pun dengan target lain telah tercapai seperti lulus kurang dari empat tahun, memiliki kompetensi tinggi dan masa tunggu alumni yang pendek.
Dekan Fakultas Pertanian Peternakan UMM Aris Winaya menegaskan KPU Prodi Peternakan UMM perlahan merambah mancanegara. Salah satu upayanya yakni berkolaborasi dengan perguruan tinggi dari Australia, University of Adelaide. Ia berharap lulusan KPU memiliki wawasan global dan diakui secara internasional.
“Saya sangat bangga dengan kinerja Peternakan UMM yang telah susah payah mendesain kelas ini sehingga bisa direkognisi secara internasional. Semoga di masa datang semakin banyak mitra dari luar negeri yang turut bergabung. Sehingga makin meningkatkan kepercayaan diri alumni maupun stakeholder,” tambahnya
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir CEO PT Jatinom Hidayaturahman. Ia sangat mengapresiasi langkah Peternakan UMM di dunia pendidikan. Baginya, tak mudah untuk mencapai target tersebut. Diperlukan tim internal prodi dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang memiliki visi dan misi yang sama serta komitmen yang tinggi.
“Bagaimana mungkin kita tahu model baju yang dibuat itu sudah bagus, kecuali kita tidak segera mendesain dan melangkah untuk menjahit kain itu. Pasti selalu ada kekurangan di setiap tahapan dan di situlah evaluasi selalu dilakukan ddengan mengadakan lokarkarya evaluasi kurikulum,” ungkapnya.
Syamsul Arifin selaku Wakil Rektor I UMM merasa senang dengan progres Peternakan UMM yang selalu tampil di depan dalam berinovasi dan bergerak. Meningkatnya kualitas prodi tentu akan berimplikasi langsung terhadap akreditasi Kampus Putih UMM.
“Kelas Profesional Unggas, Kelas Profesional Ruminansia serta banyaknya program Dikti seperti PKKM, KMMI, PRN, KUPPIK dan lainnya membuktikan jika SDM Prodi Peternakan UMM memang unggul,” jelasnya.