REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Kebijakan pengembangan industri otomotif Indonesia, khususnya kendaraan listrik mendapat sambutan positif dari sejumlah pabrikan. Salah satunya adalah Chery International, Investasi tersebut meliputi produksi, dan manufaktur dengan perkiraan kapasitas hingga 200 ribu unit kendaraan dengan nilai investasi total 1 miliar dolar AS.
Kabar tersebut tersiar setelah Presiden Joko Widodo berkunjung ke Beijing China, 25 Juli 2022 bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Para pejabat tinggi negara tersebut telah melakukan pertemuan dengan Zhang Shengsan Executive Vice President Chery International, di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing. Dalam pembicaraan ini, kedua menteri mengakui kekuatan global Chery Group dan menyambut positif rencana investasi Chery di Indonesia.
Untuk mencapai target produksi etrsebut, investasi Chery di Indonesia akan dilakukan melalui empat tahap. Investasi tahap awal yang dimulai pada tahun 2022 ini sebesar 40 juta dolar AS, dan diproyeksikan untuk mencapai jumlah produksi 20.000 unit per tahunnya. Pada investasi tahap keempat di tahun 2028, Chery akan menggenapkan investasinya hingga mendekati USD 1 miliar dolar AS sehingga dapat mengoptimalkan jumlah produksi mencapai 200.000 unit per tahun. "Jumlah produksi kendaraan Chery di Indonesia juga akan berdampak kepada pembukaan lapangan pekerjaan pada sektor hulu dan hilir sebanyak 20.000 orang," kata Zhang Shengsan, Executive Vice President Chery International dalam keterangan tertulisnya Kamis (28/7/2022).
Kebijakan industri kendaraan listrik juga tidak luput dari agenda rencana investasi Cherry di Tanah Air. Cadangan nikel Indonesia yang terbesar di dunia menjadi nilai tambah bagi pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Ke depannya, produk Chery di pasar Indonesia juga akan didominasi oleh model-model pure electric dan plug-in hybrid, dengan total sembilan model. Rencana ini menggugah ketertarikan pemerintah yang kemudian memberikan respon melalui perhatian besar dan kebijakan yang akan mendukung upaya Chery tersebut.
Meski terjadi kecenderungan penurunan sebesar 6,6 persen pada keseluruhan industri otomotif di tengah tahun pertama 2022, namun Chery Group mampu menciptakan peningkatan pertumbuhan tahunan yang tinggi, yaitu sebesar 12 persen, dengan volume penjualan 475.000 unit kendaraan, termasuk penjualan ekspor mobil penumpang sebanyak 148.000 unit atau naik 36 persen YoY. Hal inilah yang mendukung pertumbuhan pesat untuk seluruh grup. Sebagai mobil China yang telah mempertahankan penjualan ekspor No.1 selama 19 tahun berturut-turut, Chery telah menjangkau lebih dari 80 negara dan wilayah di seluruh dunia. Volume penjualan global kumulatif lebih dari 10.000.000 unit, termasuk penyelesaian 10 pabrik CKD dan 1.500 outlet penjualan dan layanan di pasar luar negeri.
Pasar Asia Tenggara akan menjadi komponen penting dalam proses internasionalisasi Chery, khususnya Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi dan populasi terbesar di antara sepuluh negara ASEAN. Chery akan membangun basis produksi dan manufaktur di Indonesia, dengan mengintegrasikan penelitian dan pengembangan, manufaktur, serta layanan penjualan, sehingga tidak hanya memperkuat eksistensi Chery di Indonesia, tetapi juga ASEAN hingga ekspor ke negara lain. "Dengan tata letak investasi di Indonesia, Chery mengharapkan dapat meningkatkan volume penjualan tahunan menjadi 2.000.000 di pasar luar negeri pada tahun 2030," kata Zhang Shengsan.
China selalu menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, dengan volume perdagangan bilateral yang meningkat 58,4 persen dari tahun lalu menjadi sekitar 120 miliar dolar AS. China telah menduduki posisi teratas sebagai eksportir dengan tujuan Indonesia selama beberapa tahun, dan investasi pada tahun 2021 mencapai 3,2 miliar dolar AS.