Persiapan matang harus dilakukan ketika hendak mulai bisnis di dunia digital. Etika berbisnis perlu diperhatikan, karena etika membantu tumbuhnya kepercayaan konsumen.
Sekarang ini banyak transaksi online gagal karena konsumen tidak percaya dengan penjual. Pebisnis yang beretika mampu membuat konsumen percaya dan puas dengan pelayanan. Sikap jujur menjadi modal utama.
“Jujur mendeskripsikan informasi mengenai produk yang dijual (tulisan, gambar/foto produk), kualitas barang. Informasi harga produk yang dijual harus sesuai aslinya, isi web semuanya harus didasari kejujuran,” kata Relawan TIK Ngawi, Riskiadi Purwanto saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Jumat (29/7/2022). Baca Juga: Manfaatkan Kecakapan Digital, Pekerjaan dan Bisnis Beralih ke Online
Kemudian, penjual online harus bisa bersikap ramah meski tanpa harus bertemu konsumen. Sehingga kata-kata yang digunakan ketika berkomunikasi harus sopan, termasuk ketika membuat konten untuk mempromosikan produk. Jangan menyinggung atau mengandung SARA.
Penjual juga dituntut tepat janji. Ketika sudah menentukan jadwal pengiriman, semua harus disesuaikan sehingga barang diterima konsumen tepat waktu.
Digital Marketer, Lim Sau Liang menambahkan, pebisnis online tidak perlu muluk ketika memulai usaha. Apalagi semua harus dilakukan serba sendiri karena belum memiliki tim.
“Jadi lebih baik tidak main semua platform. Pilih salah satu dulu, karena masih single fighter. Tidak perlu muluk. Misal paling gampang IG (Instagram), tapi kalau percaya diri bisa joget ke TikTok,” kata Lim.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024. Baca Juga: Kepincut Barang Murah di Online Shop, Waspada Modus Penipuan Mengaku Petugas Bea Cukai
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Dosen UNITRI Malang, Anggota Japelidi, Asfira Rachmad R, M.Med.Kom. Kemudian Relawan TIK Ngawi, Riskiadi Purwanto, serta Digital Marketer, Lim Sau Liang.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.