Senin 01 Aug 2022 12:46 WIB

Pemain Video Game Mampu Membuat Keputusan Lebih Baik, Tapi ...

Studi terbaru ungkap pemain video game mampu membuat keputusan lebih baik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pemain video games (Ilustrasi). Studi terbaru menyoroti bagaimana bermain video game bisa mengubah otak dan meningkatkan performanya.
Foto: Antara
Pemain video games (Ilustrasi). Studi terbaru menyoroti bagaimana bermain video game bisa mengubah otak dan meningkatkan performanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski terkadang dipandang sebelah mata, bermain video game memiliki sisi positifnya tersendiri. Salah satu di antaranya adalah meningkatkan aktivitas otak dan mengasah kemampuan dalam membuat keputusan.

Manfaat dari bermain video game ini disoroti dalam sebuah terbaru yang melibatkan 47 mahasiswa sebagai partisipan. Studi ini menyoroti bagaimana bermain video game bisa mengubah otak dan meningkatkan performanya.

Baca Juga

Sebanyak 28 partisipan dalam studi ini memiliki kebiasaan bermain action video game setidaknya lima jam per pekan dalam kurun waktu dua tahun ke belakang. Sedangkan sebanyak 19 partisipan lain bukan pemain gim yang rata-rata hanya bermain video game kurang dari satu jam per pekan.

Para partisipan diminta menjalani pemindaian otak dan juga melakukan tugas yang dapat mengukur kemampuan mereka dalam membuat keputusan. Dalam tugas ini, para partisipan diminta untuk menekan tombol di tangan kanan atau kiri mereka mengikuti arah titik yang bergerak di layar komputer.

Dari tes ini, para pemain video game tampak lebih cepat dan lebih akurat dalam memberikan respons. Selain itu, gamers juga terlihat memiliki aktivitas yang lebih kuat pada sebagian otak.

"Ini tak pernah disoroti sebelumnya," jelas peneliti Mukesh Dhamala PhD dan Timothy Jordan dari Georgia State University Neuroscience Institute, seperti dilansir WebMD, Senin (1/8/2022).

Temuan ini selaras dengan studi sebelumnya yang mendapati bahwa bermain video game dapat memberikan manfaat terhadap kemampuan atensi, persepsi visual, dan ingatan. Akan tetapi, studi tersebut belum sampai menyoroti pengaruh video game terhadap aktivitas otak dan proses membuat keputusan seperti halnya studi terbaru ini.

Jordan mengungkapkan bahwa dia tak terkejut atas temuan dalam studi terbaru ini. Saat masih anak-anak, Jordan mengatakan dia memiliki penglihatan yang kurang baik pada salah satu matanya.

Saat itu, Jordan mulai melatih kemampuan penglihatannya dengan cara menutup sisi mata yang mampu melihat dengan baik selama bermain video game. Latihan ini ternyata dapat membantunya membangun kapasitas yang kuat pada bagian otak yang memproses penglihatan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement