REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kehadiran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti sapi serta kambing masih menjadi momok bagi para peternak. Untuk mengatasi masalah tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar penyuluhan dan kerja bakti kepada para peternak sapi perah di Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Makmur Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.
Dosen Produksi Ternak UMM, Imbang Dwi Rahayu, menjelaskan penularan PMK dapat terjadi melalui beberapa hal, yakni kontak langsung dengan hewan tertular dan kontak dengan orang ataupun peralatan yang terjangkit virus PMK. Penyebaran juga dapat terjadi melalui udara hingga radius 10 kilometer (km). Cara penanganan PMK sendiri dapat dilakukan dengan deteksi dini melalui penanganan dehidrasi, pengobatan secara medis, serta pembentukan tim kecil penanganan PMK.
Selain memberikan penyuluhan, dosen Peternakan UMM, Adi Sutanto, mengatakan para dosen juga memberikan obat-obatan kepada peternak. Obat-obatan tersebut berupa vitamin, desinfektan dan probiotik. Hal ini dilakukan untuk mencegah maupun mengobati ternak yang telah terjangkit PMK.
"Salah satu obat yang diberikan juga merupakan hasil karya dari dosen peternakan UMM yaitu Probiotik Plus Biofarm," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (2/8/2022).
Pada kesempatan sama, pihaknya juga memberikan motivasi kepada peternak yang terdampak PMK. Hal ini penting agar masyarakat dapat segera bangkit dari wabah tersebut.
Adi bersyukur kegiatan yang diselenggarakan timnya disambut baik oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan antusiasme para peternak untuk bertanya selama sesi tanya jawab,.
Sebagai informasi, kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (28/7/2022) ini turut dihadiri oleh Divisi Peternakan dan kesehatan hewan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. Kemudian ada pula Sekretaris Kecamatan Senduro, Koramil, Kapolsek, serta pengurus dan peternak KUD Tani Makmur.
Pada sambutannya, Kepala Divisi Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, Sarifah, menjelaskan, wabah PMK telah menurunkan perekonomian masyarakat Kecamatan Senduro. Situasi ini juga menimbulkan penurunan populasi sapi di KUD Tani Makmur kurang lebih 1.100 ekor. Penurunan ini diakibatkan oleh panic selling maupun pemotongan hewan ternak karena terjangkit PMK.
Selain itu, beberapa warga juga menolak untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang terjangkit PMK. Hal ini terjadi karena terbatasnya pengetahuan peternak terhadap dampak positif vaksinasi. Oleh karena itu, dia berharap acara ini mampu memahamkan peternak tentang pentingnya vaksinasi dan juga cara menghadapi wabah PMK.