REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 72,0 triliun pada paruh pertama 2022. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan pencapaian ini meningkat 3,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ririek menyampaikan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda) perusahaan tercatat sebesar Rp 39,4 triliun atau tumbuh 4,5 persen yoy dan laba bersih sebesar Rp 13,3 triliun atau tumbuh 6,9 persen yoy.
"Pencapaian ini tidak lepas dari langkah transformasi sekaligus fokus Perseroan pada lima strategi utama," ujar Ririek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/8).
Hingga saat ini, ucap Ririek, Telkom masih melanjutkan langkah transformasi dengan fokus pada lima strategi utama yang bertujuan meningkatkan daya saing seperti IPO Mitratel yang telah direalisasikan tahun lalu dan konsolidasi pengembangan bisnis Data Center, serta untuk menyiapkan new growth engine perusahaan melalui fixed mobile convergence, penguatan kapabilitas B2B IT Services, dan secara selektif berinvestasi pada perusahaan digital.
Pada kinerja semester pertama tahun ini, menurut Ririek, komposisi pendapatan Telkom bergerak dinamis seiring dengan transformasi perusahaan yang mana kontribusi pendapatan dari bisnis digital terus meningkat, bersamaan dengan kontribusi pendapatan bisnis legacy mengalami penurunan.
"Pergeseran ini menunjukkan bahwa transformasi perusahaan berada pada jalur yang benar untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan sesuai perubahan bisnis ke depan," sambungnya.
Untuk memperkuat infrastruktur telekomunikasi, Ririek menyampaikan Telkom baru saja meresmikan gerbang komunikasi internasional (gateway) di Manado yang menghubungkan jalur komunikasi dari Kawasan Timur Indonesia hingga ke Amerika Serikat. Gateway Manado merupakan gerbang jalur komunikasi internasional kedua yang dimiliki TelkomGroup.
Ririek menilai kehadiran gerbang tol digital ini menjadi wujud nyata dari upaya pemerataan akses telekomunikasi dan informasi di seluruh Indonesia, sekaligus memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan. Tidak hanya itu, sambung Ririek, pusat data berkapasitas besar HyperScale Data Center fase pertama yang telah selesai dibangun dan beroperasi pada tahun ini.
Menurut Ririek, pusat data ini hadir sebagai digital hub para pelaku ekonomi digital di berbagai sektor. Ririek menjelaskan keseluruhan data center tersebut saling terintegrasi dengan infrastruktur dan sistem komunikasi kabel laut milik Telkom demi mengakomodasi kebutuhan pelanggan.
"Dengan demikian seluruh pelaku ekonomi digital tak perlu risau dan kesulitan mencari sarana untuk menunjang kebutuhan penyimpanan data, server, dan hal-hal lain terkait aktivitas digital," ucap Ririek.
Pada segmen fixed broadband, Ririek sampaikan, IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp13,8 triliun atau tumbuh 7,4 persen YoY dengan total kontribusi terhadap pendapatan perseroan mencapai 19,2 persen. Hingga akhir Juni 2022, IndiHome melayani 8,9 juta pelanggan atau tumbuh 7,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, lanjut Ririek, ARPU IndiHome juga kian stabil di kisaran Rp 270 ribu. IndiHome terus melakukan pengayaan konten melalui adanya paket bundling IndiHome Netflix. Dengan layanan yang menjangkau hingga 499 dari total 514 IKK di Indonesia, IndiHome berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan masyarakat digital.
Pada segmen Mobile, Ririek katakan, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 43,6 triliun dengan jumlah pelanggan Telkomsel pada akhir Juni 2022 mencapai 169,7 juta pelanggan dengan pengguna mobile data sebanyak 119,3 juta pelanggan, yang mendorong lalu lintas data tumbuh 21,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Demi mengembangkan infrastruktur yang mendukung bisnis digital, Telkomsel telah memiliki 154.000 unit BTS 4G dan secara bertahap membangun BTS 5G. Total BTS yang dimiliki Telkomsel hingga akhir semester pertama 2022 mencapai 255.107 unit atau tumbuh 7,5 persen YoY di mana 204.908 di antaranya adalah BTS 3G/4G/5G," katanya.
Selanjutnya, ucap Ririek, Telkomsel terus memperkuat kapabilitasnya di bisnis digital melalui PT Telkomsel Ekosistem Digital (dengan identitas brand perusahaan: INDICO). Pada Mei 2022, layanan aplikasi Kuncie milik Indico bersama Google meluncurkan Gapura Digital dan modul belajar Google Primer.
Hingga Juni 2022, kata Ririek, segmen Enterprise mencatat pendapatan Rp 8,7 triliun, yang mana layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi menjadi kontributor terbesar. Ririek menegaskan komitmen Telkom untuk terus memperkuat kapabilitasnya di bisnis cloud, termasuk dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi global. Sementara itu segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp 7,9 triliun atau tumbuh 14,6 persen YoY.
Ririek menyebut Telkom terus mengembangkan infrastruktur tidak hanya di domestik tapi juga internasional, seperti turut serta dalam konsorsium pembangunan sistem komunikasi kabel laut Bifrost dan SEA-ME-WE 6 (South East Asia - Middle East - West Europe 6) yang diperkirakan selesai pada 2024 dan 2025. Melalui anak usahanya, Telin, Telkom memiliki sistem komunikasi kabel laut sepanjang 222.260 km yang menghubungkan infrastruktur domestik ke luar negeri, termasuk menuju Eropa dan Amerika Serikat.
"Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp 3,7 triliun atau tumbuh 15,5 persen YoY dengan Ebitda dan laba bersih tumbuh 16,6 persen dan 27,2 persen. Margin Ebitda dan margin laba bersih Mitratel pun mengalami peningkatan mencapai 77,5 persen dan 23,9 persen, sejalan dengan komitmen perseroan untuk mengoptimalkan value untuk shareholder," ujar dia.
Sejalan dengan kinerja keuangan, ucap Ririek, jumlah kolokasi dan tenant Mitratel mengalami pertumbuhan sebesar 13,8 persen dan 20,3 persen YoY. Mitratel juga mengembangkan bisnis Fiber-to-the-Tower sebagai bagian dari strategi menjadi perusahaan infrastruktur digital. Saat ini, Telkom tengah melakukan proses konsolidasi tower di mana Mitratel akan kembali mengambil alih tower milik Telkomsel.
Sementara itu, data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan. Ririek menjelaskan Telkom memiliki 27 data center yang terdiri atas 22 domestik dan 5 luar negeri termasuk tier 3 dan 4 di Singapura. Pada bisnis ini, TelkomGroup menawarkan beberapa produk dan solusi seperti shared colocation, dedicated colocation, working room, cross connect, smart hand, dan data center interconnect.
"Kini Telkom sedang melakukan proses konsolidasi data center di bawah satu entitas dengan brand yang bernama NeutraDC, untuk selanjutnya dilakukan unlocking value dalam rangka penciptaan nilai yang lebih besar, yang diharapkan dapat direalisasikan dalam dua tahun ke depan," kata Ririek.
Sepanjang semester pertama tahun ini, ungkap dia, perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp 13,5 triliun atau 18,7 persen dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada bisnis fixed line maupun mobile demi pengalaman digital terbaik pelanggan.